Nurdin Halid Ogah Gantikan Setya Novanto

Nurdin Halid, Setya Novanto, dan Idrus Marham saat rapat pleno Golkar.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Eka Permadi

VIVA - Seiring perkembangan kasus yang menjerat Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, wacana Musyawarah Nasional Luar Biasa terus mencuat. Novanto disebut-sebut akan menanggalkan posisinya di partai berlambang pohon beringin tersebut.

Setya Novanto Acungkan 2 Jari Saat Nyoblos di Lapas Sukamiskin

Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Nurdin Halid membenarkan wacana tersebut muncul seiring perkembangan pemeriksaan yang dilakukan KPK terhadap Novanto. Namanya pun disebut sebagai kandidat terkuat sebagai pengganti Novanto.

"Itu, sebuah aspirasi (kalau saya disebut layak menjabat Ketua Umum Golkar). Tapi tentu nanti DPP akan melakukan kajian, evaluasi terhadap perkembangan politik terkini, yang dialami dan dihadapi Partai Golkar. Kami tidak boleh gegabah kalau mau mengganti ketua umum," kata Nurdin di Makassar, Jumat, 17 November 2017.

Polisi Didesak Segera Usut Pernyataan Agus Rahardjo Soal Jokowi Stop Kasus e-KTP

Nurdin menjelaskan, Golkar akan melakukan kajian dan mengevaluasi terhadap kebutuhan partai. Apakah dibutuhkan untuk munaslub atau tidak. Hasilnya, kata dia, tergantung dari hasil kajian dan evaluasi, melihat dinamika perkembangan yang dihadapi Novanto.

Seandainya Golkar harus menghadapi situasi tersebut, Nurdin Halid menyatakan saat ini lebih memilih fokus berjuang sebagai kandidat gubernur di Sulsel. Nurdin maju bersama calon wakilnya, senator DPD Aziz Qahar Mudzakkar.

Respon Jokowi Usai Mantan Ketua KPK Agus Rahardjo Dilaporkan ke Bareskrim Polri

"Saya sudah berjanji kepada rakyat Sulsel. Saya memilih pulang kampung menjadi gubernur untuk melayani aspirasi dan kebutuhan serta tantangan di Sulsel," kata Nurdin.

Nurdin Halid dan Aziz akan mendeklarasikan pencalonan pada Jumat malam nanti, 17 Desember 2017, di Lapangan Karebosi Makassar. Kegiatan bakal diramaikan massa pendukung, relawan, serta kader dan pengurus parpol pengusung. Yakni Partai Golkar, NasDem, PKPI, dan PPP versi Djan Faridz. Acara ini sekaligus jadi ajang unjuk kekuatan bagi calon pesaing.

Tiga partai lain disebut bakal menyerahkan rekomendasi dukungan kepada Nurdin-Aziz di acara deklarasi. Masing-masing PKB, PBB, dan Hanura. Sehingga pasangan ini bakal disokong koalisi tujuh parpol.

Rangkaian deklarasi ini, kata Nurdin, merupakan bentuk keseriusannya menjadi calon gubernur. Banyaknya partai yang bergabung juga jadi penanda upayanya menggalang dukungan dari berbagai pihak. Sehingga pencalonan pun tidak lagi dapat ditawar.

"Konstelasi apa pun yang terjadi di nasional, tidak akan mengubah sikap saya untuk mengurus masyarakat Sulsel. Mudah-mudahan masyarakat bisa menerima dengan baik. Saya tegaskan, untuk apa deklarasi besok (hari ini) kalau saya mau jadi ketua umum (Golkar)," kata Nurdin. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya