Golkar Selalu Bangkit karena Dengar Aspirasi Masyarakat

Ketua Dewan Pimpian Daerah tingkat I Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Saat ini Partai Golkar tengah diterpa cobaan karena Setya Novanto sebagai ketua umum berhadapan dengan kasus hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menilai, tantangan saat ini sebenarnya masih biasa saja.

Pilkada 2020, Demokrat dan Golkar Sepakat Usung 33 Paslon

"Tantangan yang dihadapi saat ini enggak begitu berat, biasa saja," kata Dedi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 25 November 2017.

Menurut Bupati Purwakarta ini, partai berlambang pohon beringin pernah mengalami masa-masa yang jauh lebih sulit dari sekarang. Seperti misalnya pada tahun 1998, 1999 dan 2003, dianggap sebagai partai orde baru.

Ketua Jokowi Mania Masuk Partai Golkar?

"Jauh dibanding Golkar tahun 98, 99 dan 2003. Golkar mendapat tekanan berat, dianggap bagian Orde Baru. Mempertahankannya berdarah-darah, benderanya dibakar," ujar Dedi.

Namun kemudian kata dia, Golkar bisa memahami diri dan melihat perkembangan zaman. Sehingga secara perlahan Golkar bisa kembali ke posisi atas.

Aburizal Bakrie Dukung Semangat Anak Muda Lalui Pandemi COVID-19

"Yang menarik adalah ketika ada sentimen, publik merespons dengan baik, berbenah untuk berubah, berarti publik ini memiliki harapan untuk pilih Golkar kembali. Maka harus cepat elit DPP memberikan respons. Ini aspirasi di akar rumput," kata Dedi.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie mengharapkan seluruh persoalan yang melanda Partai Golkar bisa selesai pada Desember 2017. ARB berharap agar persoalan tersebut tak mengganggu tahapan pemilu 2019.

Ia mengingatkan, tahapan pilkada serentak 2018 seperti pendaftaran pasangan calon akan mulai dilakukan pada Januari 2018 mendatang.

"Mudah-mudahan dapat kita selesaikan dalam bulan Desember. Insya Allah Desember semua selesai," kata Aburizal di Bakrie.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya