- VIVA.co.id/ Agus Rahmat.
VIVA – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjadi salah satu nama yang berpotensi sebagai pengganti Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar. Itu pun kalau Golkar jadi mengganti Novanto, yang lagi punya masalah hukum.
Novanto tengah ditahan KPK sebagai tersangka kasus korupsi proyek KTP elektronik. Sementara ini Golkar menonaktifkan Novanto dengan menunjuk Sekretaris Jenderal Idrus Marham sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum.
Walau belum ada kepastian dari Golkar untuk mengganti Novanto secara permanen, karena masih menunggu proses hukum atas kasusnya itu, sejumlah pihak sudah antisipasi. Airlangga pun sudah bertemu Jokowi.
Presiden Jokowi sendiri mendukung kalau memang ada keinginan dari Airlangga untuk memimpin Golkar. "Kalau sebagai menteri mesti toh (direstui). Mau memiliki keinginan, menyampaikan, biasa," kata Jokowi usai menjadi inspektur upacara di HUT ke-46 Korpri di Silang Monas Jakarta, Rabu 29 November 2017.
Kalau pun nanti Airlangga terpilih, Jokowi memastikan tidak akan ada rangkap jabatan. "Yang mau ngerangkap siapa," kata Jokowi.
Namun apakah itu berarti harus mundur, ia tidak menjelaskannya. Namun etik di pemerintahan yang dibangun oleh Jokowi dan Jusuf Kalla sejak awal, tidak boleh ada rangkap jabatan dengan instansi politik.
Meski begitu, Jokowi memastikan tidak akan ikut campur dinamika politik yang sedang bergolak di Golkar. "Itu urusannya Partai Golkar, urusannya internal Partai Golkar," kata Jokowi. (ren)