Ilmuwan di Jepang Ciptakan Laser Berbasis Suara

Sinar laser
Sumber :
  • sandia.gov
VIVAnews -
Nonton Langsung di Qatar, Fitri Carlina Menangis Saat Timnas Indonesia Menang Lawan Korea Selatan
Ilmuwan di Jepang telah menciptakan inovasi teknologi laser yang menggunakan gelombang suara, berbeda dengan laser kovensional yang berbasis cahaya.

Hasil Liga 1: Tampil Ngotot dari Awal, PSIS Semarang Gilas Persikabo 1973

Dengan menggunakan drum berskala nano, ilmuwan teknologi laser yang diharapkan dapat mendukung pencitraan USG pada cek medis, juga digunakan pada bagian komputer, pengukuran presisi tingkat tinggi dan lainnya.
Beredar Video WN Polandia Kehilangan Isi Kopernya, Pihak Bandara Ngurah Rai Bali Beri Penjelasan


Dilansir
Wired,
19 Maret 2013, laser khusus ini mengeksplorasi partikel suara atau phonon (fonon). Karena ini, laser dinamakan
phaser,
atau phonon laser.


Laser sejatinya diciptakan ketika sekumpulan partikel cahaya atau foton yang dipancarkan pada panjang gelombang tertentu dan sangat sempit.


Pancaran foton pada arah dan waktu yang sama, memungkinkan partikel ini secara efisien membawa energi dari satu tempat ke tempat lain.


Sejak teknologi laser pertama kali muncul, ilmuwan belum pernah mencoba inovasi laser suara.


"Dalam proyek ini, kami menyingkirkan bagian optik," kata insinyur Imran Mahboob dari Laboratorium Penelitian Dasar NTT Jepang.


Laser khusus ini disebutkan jauh lebih mudah untuk diintegrasikan ke aplikasi atau perangkat lain.


Prinsip kerja laser tradisional yaitu sekelompok elektron dalam gas atau kristal terpancar pada waktu yang sama. Kemudian saat energi rendah, partikel tersebut memunculkan gelombang cahaya panjang tertentu, yang kemudian diarahkan dengan cermin untuk menghasilkan sebuah sinar.


Sementara laser suara bekerja pada prinsip yang sama dengan objek suara. Laser suara menghasilkan fonon pada 170 KHz, jauh di atas jangkauan pendengaran manusia, sekitar 20 KHz.


Tapi, kemampuan laser suara terbatas, harus memiliki media tertentu, tidak seperti laser cahaya yang mampu melampaui ruang hampa. "Kami akan kehilangan penguat jika mendapatkan itu," kata Mahboob.


"Jadi, kita perlu mengetahui bagaimana membangun struktur ke resonator yang akan memungkinkan kita untuk mengirimkan getaran sebagai energi," tambahnya.


Inovasi detail laser ini telah muncul pada jurnal
Physical Review Letters
edisi 18 Maret. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya