Model Startup Indonesia Diadaptasi dari Silicon Valley

Wesley Harjono (batik) dan Nayoko Wicaksono (blazer hitam).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Avra Augesty

VIVA.co.id – Direktur Utama Plug and Play Indonesia, Wesley Harjono mengatakan, pihaknya ingin membawa model perusahaan rintisan (startup) yang sukses dari pusatnya di Silicon Valley, Amerika Serikat ke Indonesia.

Penipu Makin Jago, GoFood Kian Peduli Keamanan Data Pribadi

Menurutnya, startup yang lulus akselerator akan diberikan kantor sebagai vendor capital, di mana mereka mendapatkan pendanaan lanjutan.

"Nah, yang di Indonesia ini sedang dalam misi serupa. Adaptasi dari Silicon Valley. Makanya, kita menggandeng universitas seperti UGM, Purwadika, Binus, Startup School dan ITB," kata dia di Jakarta, Senin, 8 Mei 2017.

Nilai Bisnis juga Tidak Kalah Penting di Era Digital

Tak hanya mengembangkan karir awal startup, PNP juga mendidik mereka paham betul peta pasar di Indonesia. Sehingga, lanjut Wesley, pihaknya menginginkan startup menghasilkan produk yang bisa dipakai dan cocok dengan pasar Indonesia.

"Jangan sampai ada startup yang menghasilkan produk tapi tidak bisa dipakai di Indonesia," kata Wesley, menegaskan. PNP Silicon Valley memiliki jaringan yang luas sekitar 200 korporasi, investor, dan universitas.

Japan-Indonesia Innovation Summit 2022 Wadah Global Startup Lokal

Bidangnya juga bermacam-macam. Mulai dari retail, fintech, asuransi, kesehatan, internet of things, mobilitas, media dan material.

"Motto PNP Silicon Valley adalah "Silicon Valley in a box". Mereka kerja sama dengan sejumlah universitas yang memiliki program inkubator atau yang menghasilkan talenta," paparnya.

Plug and Play Indonesia telah mengumumkan sebelas startup pilihannya. Kesebelasnya ini yaitu Dana Didik, Kyck, Otospector, Bustiket, Karta Indonesia Global, Sayurbox, Brankas, Astrnt, Bandboo, Wonderlabs dan Toucan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya