Sebab Planet Mars Kini Berdebu dan Tandus

Ilustrasi permukaan Planet Mars.
Sumber :
  • www.pixabay.com/ChadoNihi

VIVA.co.id – Peneliti mengungkapkan temuan baru dari analisis batuan di Planet Mars. Analisis komponen sampel itu menunjukkan jejak bagaimana Planet Mars yang konon pernah berlimpah ruah dengan air kemudian kini berubah menjadi debu dan tandus. Bukti itu dilacak dari analisis batuan di Mars.

NASA Cari Volunteer untuk Tinggal 1 Tahun di Mars, Ini Syaratnya

Dikutip dari The Register, Selasa 13 Juni 2017, kendaraan robotik NASA di Planet Mars, Curiosity telah menggali dan menganalisis empat sampel batuan pada titik berbeda di lapisan bawah Gunung Sharp di kawah Gale, permukaan Mars. 

Instrumen mineral dan kimia Curiosity menggunakan difraksi untuk mengidentifikasi senyawa empat mineral pada batuan Mars. Di antaranya yakni senyawa Hematite yang kaya magnesium dan iron di dasar Gunung Sharp. Senyawa tersebut sama dengan basal di Hawai, dan peneliti mengatakan, itu menunjukkan senyawa di bantuan Mars tersebut kemungkinan muncul dari sumber magma primitif. 

Planet Tetangga Bumi akan Hilang 2 Minggu

Sedangkan sampel pada lapisan yang lebih tinggi, menunjukkan batuan Mars terdiri lebih banyak silika, yang lebih mirip dengan quartz. Dalam studi sebelumnya, telah ditemukan Tridymite, polimorf dari silika. 

"Kami memiliki semua bukti Mars pernah benar-benar basah tapi kini kering dan dingin. Pada saat ini, banyak air yang terkunci di kutub Mars dan di dalam es," jelas peneliti utama studi tersebut, Elizabeth Rampe. 

Geger Atmosfer Hijau Selimuti Planet Tetangga Bumi

Rampe yang merupakan peneliti Johnson Space Center NASA di Houston, Texas itu menuturkan, peneliti meyakini batuan yang dijadikan sampel Curiosity menunjukkan perubahan lingkungan kuno yang pernah terjadi di Mars. Sampel itu juga mengungkapkan jejak bagaimana Planet Merah itu mulai kehilangan atmosfer dan airnya. 

Bukti hilangnya air di Mars pada masa lalu bisa dilihat dari mineral tanah liat. Para ilmuwan menuturkan, mineral tanah liat di Mars akan punya kelembapan yang netral, dan meningkatkan kemungkinan sebagai pendukung kehidupan. Selain itu pada lapisan di Gunung Sharp juga ditemukan jarosite, garam pendukung larutan asam serta magnetik, bentuk besi teroksidasi dan tereduksi. 

Peneliti meyakini, penjelasan terbaik munculnya berbagai mineral di berbagai titik permukaan Mars yakni terjadi setelah endapan batuan Mars terjadi, kemudian menjadi asam, dan baiknya air tanah yang mengalir dan mengisi area ditemukannya berbagai mineral tersebut. Peneliti menyebutkan, mineral seperti jarosite dan hematit terbentuk dari larutan. 

"Lapisan ini diendapkan sekitar 3,5 miliar tahun lalu, bertepatan dengan saat kehidupan di Bumi mulai berlangsung. Kami berpikir Mars awal kemungkinan serupa dengan Bumi pada masa awal, jadi lingkungan ini mungkin bisa dihuni," jelas Rampe. 

Hasil studi dari sampel bantuan yang diambil Curiosity telah dipublikasikan di jurnal ScienceDirect. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya