Anomali Italia Menantang Kemapanan Jerman

Para pemain Italia rayakan kemenangan usai adu penalti
Sumber :
  • REUTERS/Eddie Keogh

VIVAbola - Selain Spanyol versus Portugal, semifinal Piala Eropa 2012 juga akan menghadirkan pertarungan Jerman kontra Italia. Sengit, kata itu rasanya cukup pas untuk menggambarkan pertemuan kedua tim nanti.

Italia vs Spanyol Imbang, Thailand Belum Terkalahkan

Jerman datang ke kejuaraan sepakbola antarbangsa benua biru dengan modal kepercayaan diri tinggi. Lolos dari babak kualifikasi dengan mencatat rekor kemenangan 100 persen, Die Mannschaft disebut-sebut menjadi unggulan utama di turnamen ini bersama Spanyol.

Di putaran final ini Der Panzer membuktikan keperkasaannya. Mereka menjadi satu-satunya tim yang sukses mengantongi tiga kemenangan di babak Grup. Anak-anak asuh Joachim Loew juga juga tercatat sebagai tim paling produktif  sampai perempatfinal dengan mencetak sembilan gol.

Sementara Italia mendarat di Polandia-Ukraina dengan membawa segudang keragu-raguan. Kekalahan yang diraih dalam tiga laga ujicoba terakhir membuat banyak kalangan pesimistis Gli Azzurri bisa lolos dari Grup C yang dihuni Spanyol, Kroasia dan Republik Irlandia.

Belum lagi persiapan mereka juga sempat terganggu oleh skandal pengaturan skor di kompetisi lokal. Atas persoalan itu bahkan Cesare Prandelli terpaksa mencoret  Domenico Criscito dari skuadnya.

Sejarah Memihak Italia

Satu hal yang bisa membuat Italia sedikit menepuk dada saat berjumpa Jerman adalah fakta sejarah. Dari 17 pertemuan, La Nazionale telah 10 kali membuat pasukan Die Nationalelf bertekuk lutut.

Sementara Jerman baru empat kali unggul atas Italia.  Sedangkan sisanya berkesudahan imbang.

Belum cukup sampai di situ. Jerman juga selalu gagal mengalahkan Italia selama 17 tahun belakangan,  terakhir mereka mampu menang 2-0 di laga ujicoba pada 1995 silam.

Italia sendiri terakhir kali menekuk Jerman di  semifinal Piala Dunia 2006. Pada duel di Signal-Iduna- Park, Dortmund, Jerman tersebut, Italia yang keluar sebagai juara mengandaskan mimpi tuan rumah melaju ke laga puncak setelah Fabio Grosso dan Alessandro Del Piero mengoyak jala gawang Jens Lehmann  di ujung babak kedua waktu ekstra.

"Jerman takut pada kami. Mereka tahu kami bisa menciptakan masalah. Semangat ini sama seperti pada 2006. Kami berada satu tingkatan dengan Spanyol," ujar  Andrea Pirlo penuh keyakinan.

Sadar timnya berada di bawah bayang-bayang kelam, Joachim Loew selaku pelatih meminta para pemain tidak memikirkan catatan buruk itu. Dia ingin seluruh tim fokus ke laga yang akan dihadapi.

"Kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Lupakan hal itu. Masa lalu tidak akan memiliki peran apapun dalam rencana kami," ujar Loew.

"Statistik menggambarkan jika Jerman tidak pernah menang setiap melawan Italia di turnamen besar. Lalu apa salahnya? Situasi saat ini sangat berbeda dan hal itu tidak terlalu menjadi perhatian bagi kami,"  sambungnya.

Jerman Mapan, Italia Keluar dari Pakem

Gambaran umum tentang Jerman di Piala Eropa 2012 ini adalah sebuah tim yang mapan. Hampir tak ada keraguan atas mereka. Dari materi tim, Jerman dihuni pemain-pemain top dunia. Hampir tidak ada gap antara skuad inti dengan pelapis.

Bukti kongret adalah saat menghadapi Yunani. Jerman yang biasanya mengandalkan pemain kawakan macam Mario Gomez, Lukas Podolski dan Thomas Mueller di lini depan, tiba-tiba menjajal trio Miroslav Klose, Marco Reus serta Andre Schurrle menjadi pemain inti. Hasilnya positif, Jerman berhasil menang 4-2.

Sedangkan Italia kini dianggap mengalami anomali gaya bermain. Di bawah asuhan Prandelli, Italia seperti berusaha lepas dari pakem tradisional mereka yaitu Catenaccio.

Italia sekarang tidak mengandalkan sistem pertahanan grendel. Mereka lebih rajin memainkan bola, terutama di lini tengah. Andrea Pirlo jadi motor sekaligus inspirator tim. Sentuhan ajaib darinya membuat permainan semakin hidup.

Itu jelas berbeda dengan Italia di masa lalu yang biasanya membiarkan lawan mendikte jalannya laga, tidak terlali sering memegang bola dan melakukan serangan balik cepat langsung ke jatung pertahanan. Meskipun tidak seatraktif Spayol dengan tiki-takanya, paling tidak mereka tidak tampil telalu menoton serta membosankan seperti yang sudah-sudah.

Statistik juga mencatat Italia menjadi tim paling banyak melakukan passing (2724), setelah Spanyol (3337). Dalam penguasaan bola, Italia berada di nomor empat setelah Spanyol, Jerman dan Rusia. Rata-rata mereka meraih 54 persen di setiap laga.

"Kami harus bisa membaca permainan Jerman dengan baik dan berani mengambil resiko. Saya lebih memilih kebobolan dari sebuah serangan cepat ketimbang menunggu di belakang," Prandelli membeberkan strategi timnya di laga versus Jerman nanti.

"Kami menguasai 68 persen bola saat menghadapi Inggris, jadi gaya bermain kami jelas bukan bertahan," jelas mantan pelatih Fiorentina itu lagi.

Italia Buntu di Depan dan Krisis Pemain

Seperti disebutkan tadi, sampai babak perempatfinal, Jerman masih tercatat sebagi tim paling produktif, mereka sudah sembilan kali memberdel gawang lawan.

Gol Bomber Gaek Selamatkan Spanyol dari Kekalahan

Dan hebatnya, gol-gol itu dihasilkan oleh tujuh pemain berbeda. Mario Gomez menjadi pengoleksi terbanyak dengan tiga gol. Jerman juga mencatat 33 tembakan ke arah gawang, selama turnamen ini.

Kontras dengan Jerman, Italia justru menyandang predikat paling tumpul dari empat tim yang menembus fase empat besar. Sejauh ini mereka baru mencetak empat gol.

Duet penyerang Mario Balotelli dan Antonio Cassano yang menjadi tumpuan utama menuai keraguan karena masing-masing baru membukukan satu gol saja, padahal pada praktek di lapangan Italia keduanya banyak memperoleh peluang emas di muka gawang lawan.

Sejauh ini Italia telah melepaskan total 50 tembakan ke arah gawang, paling banyak dari seluruh tim di Piala Eropa. 30 di antaranya dilepaskan oleh Balotelli. Tapi dari semua usaha itu, bomber Manchester City tersebut baru berhasil mencetak satu gol saja.

Masalah cedera juga jadi hambatan utama Italia jelang semifinal nanti. Ada empat pemain yang dinyatakan belum benar-benar fit yaitu Ignazio Abate, Daniele De Rossi, Giorgio Chiellini dan Thiago Motta. Situasi semakin runyam karena Christian Maggio juga tidak bisa tampil karena terkena akumulasi.

LIVE MATCH: Italia vs Spanyol Masih Sama Kuat
Para pemain Korea Selatan merayakan gol ke gawang Jerman.

Korsel Hampir Permalukan Jerman di Penyisihan Olimpiade

Korsel sempat unggul atas Jerman.

img_title
VIVA.co.id
8 Agustus 2016