Kata Gonzales tentang Kariernya, Suharno dan Timnas

Striker Arema Cronus, Cristian Gonzales rayakan gol ke gawang Bali United
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/pd/15.

VIVA.co.id - Jelang laga semifinal Piala Presiden melawan Sriwijaya FC, skuat Arema terus melakukan pembenahan dan persiapan maksimal. Striker andalan mereka, Cristian 'El Loco' Gonzales juga mengasah terus skill dan determinasinya demi bisa merebut tiket laga puncak turnamen bergengsi tersebut.

Arema Rela 'Peras Otak' Demi Timnas Indonesia

Ditemui VIVAbola disela-sela persiapannya itu, Gonzales menuturkan berbagai hal yang menarik dan inspiratif.

Kiprah karier sepakbolanya, kehidupan pribadi, sampai keprihatinannya kepada almarhum Suharno dan kisruh sepakbola nasional pun coba ia ungkapkan.

Pemain Terbaik Piala Bhayangkara Bersyukur Dipanggil Timnas

Berikut penuturan Gonzales dalam wawancara besama VIVAbola;

Tekad 2 Pilar Arema Tembus Timnas Indonesia

VIVAbola (Vb): Bagaimana secara umum kondisi tim Arema saat ini?

Gonzales (G): Kondisi Arema,siap dan konsentrasi penuh, insyallah menang. Menurut saya semua pemain di arema bagus bagus, nggak harus kehilangan pemain karena akumulasi kartu. Saya percaya dengan kemampuan pemain lain di Arema, dan pelatih juga pasti percaya dengan pemain lain.

Vb: Melawan Sriwijaya FC di semifinal. Bagaimana melihat peluangnya nanti?

G: Peluang melawan Sriwijaya, saya tak mau egois. Yang penting Arema bisa juara. Kalau ada gol saya bersyukur, sujud syukur. Kami semua pemain bagus, tapi gol Allah yang ngasi, barokah kemenangan yang penting. Permainan sekarang kami juga lebih semangat menjadi juara.

Vb: Siapa pemain yang patut diwaspadai di laga tersebut?

G: Saya tak mewaspadai satu pemain saja, tetapi semua pemain.

Vb: Bagaimana rasanya setelah sulit mencetak gol fase grup tapi tahu-tahu bisa jadi pahlawan Arema di perempatfinal kemarin?

G: Selama main di babak penyisihan grup dan delapan besar tidak membuahkan gol. Tapi bukan berarti saya tidak berkontribusi, kerja sama tim udah maksimal bagus banget, saya bantu tendangan bebas. Saya tidak harus berfikir gol yang penting tim yang menang.
 
Saya sering jadi umpan dan menarik lawan untuk menjaga saya, jadi teman lain bisa cetak gol. Di tim saya tetap berkontribusi, walaupun bukan gol. Itu sebabnya saya dipasang terus sejak awal.

Vb: Dari televisi terlihat kalau ada keluarga yang menonton di Stadion I Wayan Dipta. Apa itu menjadi pemberi semangat lebih?

G: Di Bali sangat menguntungkan bagi saya, Amanda dan tiga anak saya dan istri semua berkumpul (Amanda tinggal di Bali, red). Kemarin juga ada suporter Belanda, teman kami juga jadi tambahan pendukung selain Aremania yang ada di sana.

**

Vb: Seberapa sering keluarga menonton pertandingan Arema?

G: Selama 13 tahun saya di Indonesia istri saya, Eva, nyaris tak pernah absen. Dukungan mereka penting, mereka yang menyemangati dan mendoakan saya. Kalau belum ada gol, artinya Allah belum kasih.
 
Vb: Sekarang umur sudah masuk 40 tahun. Masih merasa fit melawan pemain-pemain yang lebih muda?

G: Umur tak usah diomong, kemarin di bali dengan usia 20 tahunan, saya bisa berkontribusi tiga gol. Ini bukan sombong, usia bisa jadi sisi positif jam terbang dan pengalaman. Kalau umur kan titipan Allah, permainan kita yang harus di jaga.

Vb: Dulukan kamu dikenal sebagai pemain yang nakal dan sering tempramental. Tapi, sekarang terlihat begitu religius. Setiap cetak gol selalu bersujud, seperti di Bali kemarin. Apa sekarang Gonzales sudah tidak 'Loco' lagi?

G: Saya tetap “Loco” sampai akhir hayat, selalu jadi el loco, kalau bukan el loco tak akan main sampai usia sekarang. Tapi semakin di sini saya semakin banyak berfikir bagaimana menjadi teladan, jadi ayah bagi anak-anak saya dan semakin mendekatkan diri pada Allah.
 
Vb: Apa usia yang semakin matang berpengaruh sama permainan kamu?

G: Tentu, pengalaman dan jam terbang menjadi aset berharga bagi saya selama menjadi pemain sepakbola.
 
Vb: Apa rahasia supaya tetap prima meski usianya sudah memasuki kepala 4?

G: Saya selalu jaga pola makan, tiga hari makan berat sekali. Setiap hari saya makan nutrisi dan roti gandum untuk menjaga stamina dan fisik tetap prima. Makan bakso saya tak pernah. Setiap hari saya selalu jaga kondisi dengan latihan fisik ringan, itu wajib.

Vb: Apa sempat ada kepikiran untuk pensiun?

G: Sekarang sedang konsentrasi dengan pertandingan, belum berpikir pensiun. Di Eropa umur berapa pun dengan skill dan bagus tak ada alasan untuk tidak main. Sampai sekarang saya belum pernah dicadangkan. Selama masih dibutuhkan, belum berpikir untuk pensiun.


Vb: Jelang Piala Presiden kemarin, Arema sempat dapat berita mengejutkan coach Suharno secara tiba-tiba berpulang. Bagaimana reaksi pertama kamu dengar kabar tersebut?

G: Ya saya sedih sekali, saat itu saya berfikir dan sadar bahwa usia bukan milik kita. Saya membayangkan hal serupa terjadi pada saya dan keluarga saya.

Coach Suharno adalah teman dan pelatih yang sangat dekat, tak ada yang menduga dia berpulang setelah berlatih bersama.

Vb: Apa kata-kata terakhir atau kata kenangan dari Suharno yang masih terngiang di kepala kamu?

G: Sore itu, sepulang dari latihan saya masih SMS an dengan beliau soal pemain baru, Fagundez  (Ronald Fagundez), coach memastikan Fagundez akan bermain di Arema untuk Piala Presiden, kemudian saya balas kapan dia tiba di Malang.

SMS itu tak terjawab dan berikutnya ada telepon dari manajemen tentang kabar duka itu.

Sebelum bermain lawan Bali United di Bali minggu lalu, saya bermimpi bertemu beliau. Dia hanya tersenyum, tak disangka saya bisa membuat hattrick di pertandingan itu.

 
Vb: Rindu tidak bermain untuk tim nasional?

G: Rindu banget bermain di timnas, kalau saya dipercaya, saya masih bisa. Kangen sekali, tak ada yang lebih membanggakan membela Indonesia di timnas, itu keahlian saya. Saya banyak beribadah agar impian masuk timnas bisa terkabul.
 
Vb: Apa harapan untuk sepakbola Indonesia ke depannya?

G: Sepakbola bergulir lagi, normal kembali, lebih baik dan bisa jadi wadah bagi para pemain profesional untuk bekerja. Saya meminta semu pihak untuk menyediakan tempat bagi pemain profesional agar berkembang.

Saya masih beruntung ada Piala Presiden, jika tidak ada bagaimana kami bisa makan. Ada banyak pemain lain yang tidak seberuntung saya.Saya  berharap sepakbola segera ada lagi.
(ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya