VIVA.co.id – Striker Arema FC, Cristian Gonzales membuktikan diri layak menjadi bintang di Piala Presiden 2017. Selain mengantarkan Singo Edan merebut gelar juara, dia juga mampu menyabet gelar pencetak gol terbanyak.
Pemain berjuluk El Loco tersebut total menyarangkan 11 gol ke gawang lawan. Delapan di antaranya dia cetak hanya dalam dua pertandingan, yakni di semifinal melawan Semen Padang dengan lima gol, dan tiga lagi di final melawan Pusamania Borneo FC.
Mantan penggawa tim nasional Indonesia Primavera, Supriyono Prima menilai, kedigdayaan Gonzales tak lepas dari kepandaiannya mengatur kondisi. Sehingga, ketika sudah masuk ke usia 40 tahun pun, kualitasnya tetap terjaga.
"Memang kualitas Gonzales yang masih bagus. Dia di usia seperti itu mampu menjaga keseimbangan, dalam arti kata recovery-nya bagus," tutur Supriyono saat dihubungi VIVA.co.id, Senin 13 Maret 2017.
Bagi Supriyono, apa yang ditunjukkan Gonzales mesti menjadi contoh bagi pemain gaek lainnya yang saat ini bercokol di klub-klub Tanah Air. Setidaknya itu akan membantu mereka untuk menjaga kualitas individu.
Kegarangan Gonzales di Piala Presiden 2017 memunculkan polemik baru. Setidaknya, regulasi pembatasan maksimal dua pemain berusia di atas 35 tahun dalam setiap klub yang diajukan PSSI mesti ditinjau ulang.
Supriyono melihat seharusnya masih ada celah guna mencari jalan keluar terbaik terkait polemik ini. Sebab, baginya peranan pemain senior dalam setiap tim tetap dibutuhkan, seperti sebagai pembagi pengalaman dan juga pemberi motivasi bagi pemain muda.
"Tetapi, kalau berbicara regulasi kembali lagi, itu semua kan kebijakan dari PSSI. Tapi harapannya masih ada celahlah untuk usia 35 tahun ke atas itu seperti apa, karena senior masih penting dalam tim," ujarnya.
