- Twitter/@PSM_Makassar
VIVA.co.id – Jeda laga Liga 1 2017 – selama Selasa-Kamis, 16-18 Mei 2017 – dimanfaatkan 18 klub kontestan buat menata banyak sisi. Masa pemulihan dan evaluasi jadi bagian terpenting bagi setiap klub, termasuk PSM Makassar.
Suhu Liga 1 2017 yang cukup tinggi sejak awal musim sejenak mereda. Pertarungan kembali dipentaskan mulai Jumat, 19 Mei 2017. Para pelatih dan pasukannya pun siap melanjutkan perjuangan dalam kondisi lebih segar.
Tentu, masa jeda kompetisi tak digunakan ke-18 klub kontestan untuk berongkang-ongkang kaki. Sambil memulihkan kebugaran skuat, mereka juga berbenah terkait hal teknis maupun nonteknis. Dalam konteks itu, sepak terjang Juku Eja sebagai pemuncak klasemen Liga 1 2017 menarik buat dicermati.
Dari enam laga, PSM merangkai 13 poin. Keunggulan atas Persib Bandung di urutan dua klasemen tersisa satu angka saja setelah Juku Eja kalah 1-2 di markas PS TNI, Senin 15 Mei 2017. Jarak yang sama dibentangkan PS TNI yang melesat hebat ke urutan tiga, bahkan Arema FC pun dikangkangi.
Pergulatan di jalur juara kian memanas dengan menyusupnya The Army. Mereka jadi ancaman baru buat PSM, Persib, dan Arema FC yang digadang sebagai jagoan bersama Persipura Jayapura. Khusus PSM, malah ada masalah krusial lain yang harus segera diatasi Robert Rene Alberts.
Kendala itu berupa kecenderungan skuad Juku Eja bermain keras. Statistik menunjukkan mereka adalah penguasa yang paling sering lakukan pelanggaran. Dari enam laga, mereka menerima 21 kartu kuning dan tiga kartu merah. Ini merupakan tanda bahaya jika Alberts tak cepat meredam.
Jadi, ketika klub papan bawah macam Persija Jakarta hingga Persiba Balikpapan pusing dengan rapor buruk pelatih, Roberts justru dibebani soal sensitif lain. Ketika Semen Padang FC lakukan perubahan di level manajemen dan kubu Persib tutup mulut, PSM diusik problem skuat temperamental.
Fakta PSM Makassar hingga pekan ke-6:
Posisi: 1
Poin: 13
Jumlah gol memasukkan: 9
Jumlah gol kemasukan: 5
Jumlah kartu kuning: 21
Jumlah kartu merah: 3
Laporan: Bramono
(ren)
