Pekan Pilu dan Memalukan bagi Sepakbola Nasional

Para pemain Persebaya Surabaya
Sumber :
  • https://www.liga-indonesia.id

VIVA.co.id – Dalam sepekan, sepakbola nasional diwarnai aksi memalukan yang dilakukan oleh oknum suporter. Dua kericuhan terjadi dalam tempo dua hari secara beruntun.

Kisah Andik Vermansah, Sempat Jadi Rebutan Klub Top Dunia Kini Terseok-seok di Liga 2

Pertama, kerusuhan suporter terjadi usai laga PSMS Medan versus Persita Tangerang di Stadion Mini Cibinong, Bogor, pada Rabu 11 Oktober 2017 lalu. Dalam kesempatan tersebut, PSMS menang dengan skor 1-0.

Hasil ini tak menimbulkan kekecewaan dalam benak suporter Persita. Mereka kemudian turun ke lapangan, menuju bench pemain demi protes.

Persikabo 1973 Jadi Tim Pertama yang Terdegradasi dari Liga 1 Musim Ini

Tiba-tiba, aksi saling lempar batu dan botol antara suporter Persita dan PSMS terjadi. Suporter PSMS yang berseragam TNI kemudian merangsek masuk ke dalam lapangan.

Mereka mengejar suporter Persita. Baku hantam tak terhindarkan. Hingga akhirnya, dari peristiwa ini, muncul korban jiwa.

PSBS Biak Buka Suara Terkait Kerusuhan Suporter di Kandang Semen Padang

Adalah Banu Rusman, suporter Persita yang tewas akibat jadi bulan-bulanan oknum suporter. Banu tewas karena pendarahan di otak.

Insiden ini mendapat perhatian dari Ketua Umum PSSI yang juga Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi. Edy berjanji akan mengusut tuntas kasus ini.

Dan, jika benar ada anggotanya yang terlibat dalam tewasnya Banu, maka hukuman akan dijatuhkan oleh Edy.

"Sudah pasti akan saya hukum. Kebanyakan, memang dari Kostrad itu. Ada beberapa juga yang dari masyarakat, Suporter ini (TNI) juga dilempari kepalanya sampai bocor," kata Edy.

"Nanti saya cari tahu persoalannya. Sementara, saya tak izinkan prajurit-prajurit masuk ke stadion," lanjut dia.

Aksi memalukan suporter kembali terjadi sehari setelah Banu tewas. Kali ini dilakukan oknum suporter Persebaya Surabaya, Bonek.

Kemarin, Persebaya menelan pil pahit saat jumpa Kalteng Putra di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Berhasil menekuk Bajul Ijo dengan skor 1-0, para pemain dan ofisial Kalteng Putra melakukan selebrasi.

Aksi para pemain dan ofisial Kalteng Putra ternyata menyulut emosi Bonek. Alhasil, mereka mulai melempar botol minuman dan menyalakan flare dari tribun.

Bonek juga sempat merangsek ke tengah lapangan. Akibat kerusuhan ini, fasilitas stadion rusak.

"Panpel menyayangkan adanya provokasi Kalteng Putra, merayakan kemenangan sebelum pertandingan berakhir," begitu pernyataan media officer Persebaya, Roky Maghbal.

Akibat aksi rusuh Bonek, Persebaya terancam sanksi. Sebab, mereka terbukti melanggar Kode Disiplin PSSI dan kronologi kejadian telah masuk ke dalam laporan pengawas pertandingan.

Kualitas Wasit Berpengaruh?

Aksi rusuh yang terjadi di sepakbola Indonesia kerap didasari atas ketidakpuasan pemain, ofisial tim, atau suporter, terhadap hasil pertandingan. Wasit juga kerap dianggap jadi penyebab aksi rusuh.

Pandangan ini diamini oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. Terkadang, menurut mereka, suporter bertindak di luar batas karena kualitas wasit yang buruk dalam memimpin laga.

"Kemenpora meminta PSSI melakukan percepatan pembinaan wasit nasional. Terjadinya kerusuhan sering terjaadi karena kompetensi wasit yang cenderung kurang berkualitas dan tak obyektif. Publik dan suporter menuntut adanya wasit yang berkomitmen tinggi dalam tiap pertandingan," begitu pernyataan resmi Kemenpora lewat keterangan resminya.

PSSI pun menyambut permintaan Kemenpora. Apa yang terjadi dalam dua hari terkahir, akan menjadi bahan penting dalam evaluasi kompetisi.

Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, menyatakan masih mendalami berbagai kasus kekerasan yang terjadi dalam sepakbola nasional. "Sehingga nantinya, kami mendapat formulasi sistem kompetisi yang lebih baik untuk musim selanjutnya," terang Joko. (ren)

Lihat statistik, preview, dan prediksi Liga 1 pekan ke-29 akhir pekan ini hanya di JELANG LAGA VIVA.co.id.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya