Pelatih Bali United 2 Kali Jadi Juara Tanpa Mahkota

Pelatih Bali United, Widodo Cahyono Putro
Sumber :
  • Twitter/@BaliUtd

VIVA – Pelatih Bali United, Widodo Cahyono Putro, mengkritik perkembangan sepakbola Indonesia. Menurutnya, selama 22 tahun, kondisi sepakbola nasional seperti jalan di tempat.

Terpopuler: Sindiran Suporter Bali United, Media Asing Puji Indonesia

Kritik itu disampaikannya ketika Bali United merayakan pencapaian Liga 1 musim ini. Meski mengakhiri dengan finis di tempat kedua, namun mereka merasa seperti juara.

Bukan tanpa alasan. Sebab, Bali United kalah dari Bhayangkara FC akibat keputusan kontroversial Komisi Disiplin PSSI. Badan yudisial dalam federasi sepakbola Indonesia itu memberi kemenangan walk out 3-0 untuk The Guardians kala menghadapi Mitra Kukar.

Spanduk Sindiran Suporter Bali United untuk Bhayangkara FC: Degradasi Karma 2017

(Baca juga: Sindiran Keras Bali United untuk Bhayangkara FC)

Alasannya Mitra Kukar menurunkan pemain yang sedang dalam hukuman Komdis PSSI, yakni Mohamed Sissoko. Padahal hasil pertandingan sebenarnya antara kedua tim adalah imbang 1-1.

Hasil Liga 1: Bali United dan Dewa United Petik Poin Sempurna

Karena keputusan Komdis PSSI itu, poin Bhayangkara FC dan Bali United di akhir musim sama-sama 68. Namun, skuat asuhan Simon McMenemy lebih unggul dalam perhitungan head to head.

Rupanya bukan kali ini saja Widodo merasa seperti juara tanpa mahkota. Saat masih aktif bermain di Petrokimia Gresik pada 1995 lalu, dia mengalami masalah yang sama.

“Dari tahun 1995 sampai tahun 2017 kok tidak ada perubahan. Sejak menjadi pemain hingga pelatih saya merasakan juara tanpa mahkota," ujar Widodo.

"Waktu masih memperkuat Petrokimia Putra Gresik begitu (juara tanpa mahkota). Sekarang juga begitu. Selama 22 tahun kok seperti jalan di tempat,” imbuhnya.

Mengakhiri Bali United finis di tempat kedua merupakan prestasi besar bagi Widodo. Pihak manajemen pun tak ragu menyodorkan perpanjangan kontrak hingga tiga tahun kepadanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya