Karena Sepakbola, Legenda MU Cuek pada Istri

Rio Ferdinand di Acara Lelang Amal di Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Kalimat yang berbunyi "pengalaman adalah guru terbaik", sangat tepat untuk menggambarkan kehidupan mantan bek Manchester United, Rio Ferdinand. Kini, dia berperan sebagai ayah sekaligus ibu bagi keluarganya.

Legenda Manchester United Ikut Buka Suara Soal Timnas Indonesia, Shin Tae-yong Disebut Sukses

Dua tahun lalu, Ferdinand harus merasakan kesedihan mendalam usai ditinggal sang istri, Rebecca, untuk selama-lamanya. Rebecca meninggal dunia akibat penyakit kanker.

Setelah kepergian Rebecca, Ferdinand mengaku banyak mendapat pelajaran tentang hidup. Dia merasa, sepakbola, dunia yang membesarkan namanya, sekaligus membentuk dirinya sebagai pribadi yang cuek terhadap sekitar.

Termasuk Zinedine Zidane, Ini 5 Pelatih Pengganti Erik Ten Hag di Manchester United

"Di sepakbola, Anda hampir tidak pernah menggunakan tangan Anda untuk melakukan kegiatan, sampai Anda berlaga di lapangan. Segalanya sudah disiapkan orang lain. Seperti di ruang ganti, ketika baju kotor, Anda cukup melempar ke lantai dan akan ada orang yang mengangkat dan mencucinya," kata Ferdinand kepada Daily Mail.

5 Fakta Menarik Jelang Duel Manchester United vs Sheffield United

"Saat sepatu Anda berlumpur, ada yang akan membersihkan. Jika kurang bersih, Anda tinggal mengatakannya. Di bandara, Anda tinggal berjalan karena ada yang mengurusi bawaan Anda. Sampai pada akhirnya istri saya sakit, saya tidak tahu bagaimana cara membawanya ke dokter, karena selama ini saya dirawat dokter klub," ujarnya.

Kepergian istri Ferdinand, tak lama setelah mantan kapten tim nasional Inggris itu memutuskan pensiun. Klub terakhir yang dibelanya adalah Queens Park Rangers.

Kisah Ferdinand sebagai orangtua tunggal diangkat dalam sebuah film dokumenter rilisan stasiun televisi asal Inggris, BBC, yang diberi nama "Being Mum and Dad". Dalam salah satu ucapannya, Ferdinand tak ingin ada orang yang mengasihaninya atas nasib yang dialami.

"Anda tentu tidak ingin orang merasa kasihan pada Anda. Prinsip maskulin yang saya pegang, ketika seseorang merasa kasihan, itu berarti mereka lemah," ucap Ferdinand. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya