Gerhana Berdampak Letusan Gunung dan Gempa?

Ilustrasi Gerhana Matahari
Sumber :
  • ANTARA/Fikri Yusuf
VIVA.co.id
Euforia Gerhana Matahari Total
- Gerhana matahari total bakal melanda bumi pada 20 Maret 2015. Gerhana ini diperkirakan tergolong langka, sebab matahari akan tertutupi oleh supermoon.

Kapan Gerhana Matahari Total Terjadi Lagi di lndonesia?

Dalam gerhana matahari kali ini, wilayah Indonesia tidak akan melihat fenomena alam itu dan tak akan terdampak. Sebab gerhana ini hanya bisa dilihat pada wilayah Eropa bagian utara, Eropa dan sebagian Afrika Utara.

Fenomena gerhana juga ada yang mengaitkan dengan peningkatan aktivitas vulkanik maupun pergerakan lempeng bumi.

Terkait hal itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djalamuddin menjelaskan gerhana sebenarnya tidak berdampak pada peningkatan aktivitas vulkanik maupun pergerakan lempeng bumi.

Thomas mengatakan yang berkaitkan dengan kedua fenomena itu adalah efek gabungan bulan dan matahari. Terjadinya gerhana, menurutnya, tidak menyebabkan perubahan vulkanik maupun pergeseran lempemng.

Efek gabungan itulah yang turut memicu kedua fenomena alam itu. Namun Thomas menegaskan, efek itu pun bukan pemicu utama.

"Jadi itu memicu pelepasan energi pada letusan gunung api. Diduga pelepasan energi saat gempa dan gunung itu ada indikasi potensinya meningkat," ujar Thomas kepada VIVA.co.id dalam sambungan telepon, Rabu malam, 18 Maret 2015.

Dikatakan Thomas, pelepasan energi ini 'membantu' energi yang sudah tertumpuk pada letusan gunung maupun pergeseran lempeng.

"Hanya memicu pelepasan efek pasang surut bulan yang diperkuat dengan matahari," kata dia.



Terkait dengan 'kontribusi' efek gabungan itu, Thomas menjelaskan bisa dilihat dalam kasus pergeseran lempeng. Ia mencontohkan pada kasus Gempa Aceh satu dekade lalu.

Saat itu, kata dia, gempa terjadi pagi hari yang mana posisi bulan dan matahari berada di atas ufuk segaris namun berseberangan. Posisi itu menyebabkan efek pasang surut air laut.

"Pada titik itu, air surut maka beban yang menekan lempeng berkurang. Nah di lempeng ada energi yang tersimpan," kata pria kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah itu.

Pada posisi beban air surut, kata Thomas, maka beban yang ada pada lempeng berkurang. Dengan demikian, memudahkan energi yang tertumpuk tersebut bisa terlepaskan.

"Dan kemudian lempeng bergeser dan terjadilah gempa," ujar doktor jebolan Kyoto University, Jepang.

Sedangkan efek gabungan bulan dan matahari pada letusan gunung vulkanik, sejauh ini menurutnya belum ada bukti yang jelas.

"Tapi bisa saja energi yang sudah tertumpuk lama itu terpicu oleh pelepasan energi akibat meningkatnya data pasang surut," jelasnya dengan menekankan perlu kajian mendalam.

Thomas mengatakan pemicu efek pelepasan energi sama potensinya, apakah itu aktivitas matahari maupun bulan.

Namun demikian, Thomas mencatat tak semua gempa disebabkan atau dipicu oleh bulan purnama atau bulan baru.

Langka, Gerhana Matahari Total 2016 di Indonesia Laris Manis
![vivamore=" Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya