Bahasa Etnis Indonesia Terancam Punah, Pemerintah Cuek

Game Lokal Petualangan Aksara di Tanah Jawa
Sumber :
  • windowsphone.com

VIVA.co.id - Ahli bahasa dari Universitas Udayana Bali, Profesor I Wayan Arka, menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan tidak peduli terhadap pelestarian bahasa etnis. Padahal, keragaman bahasa yang dimiliki Indonesia ini menjadi salah satu kekayaan budaya.

139 Bahasa Daerah di Indonesia Terancam Punah

"Pemerintah sekarang itu tidak melek budaya. Padahal budaya lokal bagian dari kekayaan Indonesia," ucapnya saat ditemui di Auditorium Lembaga Ilmu Pengetahuan ‎Indonesia (LIPI), Jakarta, Rabu, 25 November 2015.

Ia mencontohkan, dari pengalaman yang dialaminya, apabila akan menggelar acara untuk pelestarian bahasa etnis, pemerintah memandang dengan skeptis.

Demi Potensi Pulau Perbatasan, LIPI Kerahkan 23 Peneliti

"Upaya untuk kerja sama dengan tokoh lokal dan anak mudanya untuk pelestarian bahasa ini malah dianggap bahaya. Nanti untuk memisahkan diri atau memerdekan wilayah. Padahal kan engga. Banyak dilihat dari unsur politisnya," ujarnya menambahkan.

Hal itu yang dianggap sebagai 'pemerintah masih belum berbudaya'. Padahal, negara lain, kata dia, pemerintahnya justru mendukung penuh dalam pemberdayaan kebudayaan. Salah satunya soal bahasa lokal.

Go Industri, LIPI Berguru ke Australia

"Seperti di Papua, bahasa etnisnya semakin berkurang. Itu perlu didukung bahasa-bahasa etnis. Seperti pendidikan jadinya. Biar akurat pelestarian bahasa-bahasa tersebut," ucap pria yang jadi dosen di Australia National University ini.

Selain itu, pemerintah juga harus sesegera mungkin mendokumentasikan bahasa etnis yang terancam punah. Saat ini, ada 188 bahasa daerah yang berasal dari kelompok minor atau suku kecil yang terancam punah.

"Sekarang coba, ada yang tahu tidak bahasa di zaman abad ke-18. Tidak ada kan. Makanya pemerintah disegerakan untuk mendokumentasikan bahasa yang ada. Ini agar bisa dipelajari nantinya. Sebab kalau tidak, ketika para petinggi yang sudah tua ini mati, kita tidak bisa mendokumentasikan bahasanya."

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya