Studi: Perubahan Iklim Untungkan Orang Kaya

Perubahan iklim terasa di kutub.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Sebuah studi yang dilakukan tim peneliti dari empat universitas di Amerika Serikat, menegaskan perubahan iklim menguntungkan golongan kaya dibandingkan dengan golongan miskin.

Efek Dahsyat Global Warming, 500 Juta Orang Terelokasi

Studi tim peneliti dari Universitas Rutgers, Universitas Princeton, Universitas Yale dan Universitas Negeri Arizona, menemukan perubahan iklim memaksa beberapa spesies bermigrasi ke arah kutub bumi dan negara kaya punya peluang lebih besar mengambil kondisi tersebut.

"Apa yang kami temukan adalah sumber daya alam seperti ikan sedang dipermainkan oleh perubahan iklim, dan bahwa perubahan yang dapat mengakses kepada mereka," kata Malin Pinsky, profesor ekologi dan evousi Sekolah Lingkungan dan Ilmu Biologi Universitas Rutgers alam keterangannya dikutip dari Eurek Alert, Kamis 25 Februari 2016.

Gagasan Jam Kiamat Dikritik Keras

Dalam laporannya, dengan kondisi itu, maka pihak yang lebih diuntungkan, yaitu masyarakat dan negara kaya. Sebab, golongan kaya itu punya basis manajemen sumber daya yang kuat dan mendapatkan keuntungan tersebut.

Tapi di sisi lain, kondisi itu juga memperburuk ketimpangan antara masyarakat kaya dengan masyarakat, atau negara miskin.

Perubahan Iklim dan Ekonomi Hijau Pasca COP21 Paris

Pinsky yang merupakan salah satu penulis studi tersebut, mengatakan sumber daya alam yang berpindah bukan hanya ikan saja. Ia menyebutkan, sumber daya yang berpindah, yaitu tananam dan pohon, bergeser keluar dari zona iklim sedang dan menuju ke arah kutub, sebagai dampak suhu global yang meningkat.

Untuk sampai pada kesimpulan studi itu, tim peneliti mengembangkan studi migrasi ikan dan rumus matematika yang dikembangkan ekonom Universitas Yale, ELi Fenichel. Rumus itu untuk menggambarkan hubungan antara pergerakan sumber daya dan kesejahteraan.

Dalam praktiknya, peneliti menyiapkan model pengukuran dengan dua komunitas fiktif, yaitu Northport dan Southport, yang tergantung pada tingkat perikanan tertentu. Kemudian, peneliti menggambarkan skenario interaksi antara dua komunitas, stok ikan, dan lainnya.

Studi yang diterbitkan di jurnal Nature Climate Change merupakan bagian proyek dari hibah US$1,4 juta dari National Science Foundation.

"Kita cenderung berpikir, perubahan iklim hanya sebagai masalah fisika dan biologi." kata Pinsky.

Sementara itu, di sisi lain, kata Pinsky, orang bereaksi terhadap perubahan iklim juga. Peneliti mengakui, apa yang dilakukan saat ini belum memiliki pemahaman yang baik dalam mempelajari dampak perilaku manusia pada sumber daya alam akibat perubahan iklim. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya