Terungkap, Rahasia di Balik Otak Paedofil

Ilustrasi paedofil
Sumber :
  • http://www.affaritaliani.it

VIVA.co.id – Para ilmuwan mengungkapkan, ternyata terdapat perbedaan pada susunan saraf otak, antara penderita paedofil yang menyakiti korbannya dan paedofil yang tidak menyakiti korbannya. 

Dokter Indonesia Dapat Kesempatan Berkarier di Korea

Hingga penelitian disimpulkan demikian, peneliti menyarankan, para paedofil sebenarnya bisa dilakukan tindakan pengobatan untuk pencegahan perilaku menyimpang tersebut. 

"Informasi tersebut penting untuk mengembangkan dan mengevaluasi intervensi penyalahgunaan dengan pencegahan yang efektif, khususnya untuk paedofil yang sudah terlibat dalam seksual anak (memperkosa anak) atau mereka yang berisiko," kata salah satu peneliti, Boris Schiffer seperti dilansir Medical Daily,  Rabu 26 Oktober 2016.

Yayasan Sativa Nusantara Resmi Serahkan Policy Brief Ganja Medis

Schiffer mengatakan, untuk sampai pada kesimpulan tersebut, mereka memindai MRI pada 40 otak orang paedofil, ditambah dengan 40 orang normal sebagai pembandingnya. 

Dari pemindaian tersebut, peneliti menemukan, selain susunan saraf yang berbeda,  terdapat aktivasi hambatan dari dua area otak, cingulate posterior kiri dan korteks frontal superior kiri pada otak paedofil yang pernah menyakiti anak.

AS dan China Rebutan Lapak di Bulan

Sementara pada paedofil yang tak menyerang korbannya, memiliki kontrol impuls dan mereka lebih baik dalam menghindari aksi kejahatan.

Lebih mengerucut, penelitian itu menyatakan, kondisi kelainan seksual seperti paedofil sebenarnya sudah ditunjukkan sejak pelaku masih dalam kandungan. Penelitian pun ada yang menyatakan, paedofilia merupakan orientasi seksual, seperti heteroseksualitas dan homoseksualitas, dan tidak dapat diubah.

Tapi, peneliti yang telah melakukan pemindaian MRI percaya, intervensi awal bagi penderita bisa membina kemampuan kontrol dasar impuls mereka, sehingga membantu mencegah kejahatan, dan melindungi kepolosan anak-anak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya