Sampah Nuklir Diubah Jadi Baterai Berlian Tahan Ribuan Tahun

Ilustrasi berlian.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Sampah nuklir biasanya menjadi masalah bagi lingkungan. Tapi kini, peneliti telah menemukan cara mengolah sampah nuklir menjadi energi bersih. Ilmuwan dari Universitas Bristol, Inggris telah mengembangkan metode yang bisa mengubah sampah nuklir menjadi baterai berbasis berlian. 

Penyakit Misterius Warga Korea Utara, Diduga Terpapar Radiasi Nuklir

Dikutip dari Sciencealert, Selasa 29 November 2016, mereka mengubah gas radioaktif menjadi berlian buatan yang bisa digunakan sebagai baterai. Berlian dari sampah nuklir ini mampu menghasilkan aliran listrik dan berpotensi menjadi sumber energi selama ribuan tahun berkat masa hidup zat radioaktif tersebut.

"Tidak ada bagian yang bergerak, tidak ada emisi yang dihasilkan dan tidak perlu ada pengelolaan," ujar pakar geokimia Unversitas Bristol, Tom Scott. 

Presiden Korsel Perintahkan Pembalasan Jika Korut Lakukan Provokasi

Scott mengatakan, dengan merangkum bahan radioaktif di dalam berlian, tim bisa mengubah masalah sampah nuklir menjadi baterai bertenaga nuklir dan pasokan energi bersih dalam jangka panjang. 

Selama ini tim Scott menunjukkan, purwarupa baterai berlian dengan menggunakan isotop tak stabil dari nikel atau nikel-63 sebagai sumber radiasi. Diketahui nikel -63 setengah masa hidupnya hampir mencapai 100 tahun. Dengan demikian, ilmuwan bisa baterai berbasis nikel -63 bisa menyimpan energi 50 tahun. 

Batan Hentikan Sementara Proses Clean Up Radiasi di Tangerang

Di masa depan, tim ilmuwan itu mengharapkan sumber radiasi itu bisa diganti dengan karbon-14, yang menciptakan blok grafit dalam pembangkit tenaga nuklir. Karbon-14 disebutkan punya setengah masa hidup dari 5730 tahun. 

Dengan demikian, masa hidup karbon-14 makin lama dan artinya sumber radiasi itu bisa dipakai memasok energi baterai lebih lama. 

"Karbon-14 dipilih sebagai sumber bahan karena ini memancarkan radiasi jangka pendek, yang bisa secara cepat diserap oleh tiap bahan padat," ujar peneliti lainnya, Neil Fox. 

Soal efisiensi baterai berlian berbasis sampah nuklir ini, ilmuwan membandingkan dengan baterai alkaline AA yang sudah umum dipakai di seluruh dunia. 

Scott menjelaskan, baterai alkaline AA dengan bobot 20 gram punya penyimpanan energi dengan tingkat 700 joule per gram dan bisa dipakai secara terus menerus selama 24 jam. 

Sementara, baterai berlian yang dibikin peneliti, berisi 1 gram karbon-14 bisa menghasilkan 15 joul per hari dan bisa terus memproduksi energi selama 5730 tahun. 

"Jadi level total penyimpanan energi yaitu 2,7 Terajoul," kata dia. 

Sejauh ini tim ilmuwan Universitas Bristol belum menerbitkan temuan mereka. Namun mereka sudah mempresentasikan studi mereka pada 'Ideas to change the world' di Universitas Bristol pada pekan lalu. 

(mus)


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya