Inggris Jadi Negara Pertama Halalkan Bayi Tiga Orang Tua

ilustrasi sel telur.
Sumber :
  • www.sciencealert.com

VIVA.co.id – Beberapa waktu lalu, Inggris masih dilema mengenai perizinan bayi ‘tiga orang tua’. Namun, kini Otoritas Fertilisasi Manusia dan Embriologi (HFEA) Inggris menyatakan secara resmi, pada 2017, bayi tiga orang tua bisa diaplikasikan.
 
Bayi yang dilahirkan dari genetik tiga orang tua ini, bertujuan sang bayi tidak mewarisi penyakit turunan dari orang tuanya.
 
"Ini adalah keputusan bersejarah, pasien yang mungkin sejalan untuk perawatan ini akan benar-benar senang dengan apa yang telah kami putuskan hari ini,” ungkap Ketua HFEA, Sally Cheshire.
 
Ilmuwan University of Newcastle, Inggris sebagai penggagas penelitian bayi tiga orang tua ini pun ikut senang. Mereka menargetkan sebanyak 25 wanita melahirkan bayi dari genetik tiga orang tua lahir dalam setahun.
 
Dalam proses bayi dengan tiga orang tua ini, sperma atau sel telur tanpa penyakit turunan dari pendonor. Kemudian, inti sel dari sperma atau sel telur orang tua kandung yang punya penyakit turunan digantikan dengan inti sel dari sperma atau sel telur pendonor yang sehat tersebut.
 
Skema ini bertujuan, untuk menghapus mitokondria, yang beraksi seperti baterai penghasil energi kecil dalam sebuah sel. Jika mitokondria inti sel telur atau sperma dihapus, otomatis penyakit warisan tak terbawa lagi.
 
Namun, orang tua kandung tidak perlu khawatir, karena mitokondria dari DNA pendonor hanya terbawa 0,1 persen pada bayi yang lahir nanti. Dengan demikian, orang tua tidak pengaruh khawatir terhadap penampilan dan kepribadian buah hati mereka.
 
Peneliti mengatakan, jika skema ini gagal, maka akan menyebabkan problem penyakit fatal turunan misalnya kegagalan liver, kelainan otak, kebutaan dan penyakit otot kurang gizi.

Soal Teknologi Nyamuk Ber-Wolbachia, Ahli: Bukan Rekayasa Genetik
Non-GMO.

Sehat Tanpa Rekayasa Genetik

Penggunaan bahan pangan GMO atau rekayasa genetik masih menjadi kontroversi, baik di kalangan ilmuwan dan masyarakat, karena banyak risiko kesehatan serta lingkungan.

img_title
VIVA.co.id
22 Maret 2024