Cabai Amfibi Diklaim Bisa Tekan Harga di Pasar

Cabai.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian akan menggiatkan sosialisasi pengembangan penggunaan varietas bibit cabai merah amfibi lokal ke beberapa daerah secara merata. Ini dilakukan, untuk mendorong peningkatan produksi, atau ketersediaan komoditas ke pasaran. 

Daftar Harga Pangan 16 April 2024: Beras hingga Daging Turun

Diketahui dalam beberapa bulan belakangan, harga cabai saat ini sedang berada dalam kisaran yang tinggi. Di sejumlah daerah, seperti Samarinda, Kalimantan Timur, harga jualnya diberitakan tembus Rp200 ribu per kilogram. Sedangkan persoalan yang digaung-gaungkan, adalah cuaca dengan curah hujan yang tinggi. 

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, Muhammad Syakir, pun merekomendasikan penggunaan bibit cabai amfibi secara masif sebagai solusi. 

Daftar Harga Pangan 5 April 2024: Cabai dan Telur Ayam Naik Jelang Lebaran

"Ada serangan hama biotik tinggi, karena musim hujan dengan curah hujan tinggi. Kami merekomendasikan penanaman cabai yang bersifat amfibi," ujar Syakir dalam acara Paparan Hasil Litbang Pertanian di kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jakarta pada Jumat 6 Januari 2017.

Pengembangan penanaman bibit cabai amfibi ini diutamakan untuk basis daerah produksi dan yang memiliki curah hujan cenderung rendah. 

Daftar Harga Pangan 4 April 2024: Cabai hingga Gula Meroket

Sementara itu, pengembangan bibit cabai merah amfibi dilakukan di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara. Sedangkan basis produksi cabai jenis biasa, saat ini masih mengandalkan dari daerah Jawa Timur, Jawa Barat.

"Tetapi, tentunya dibutuhkan teknologi dukungan untuk potensi genetik amfibinya itu bisa beradaptasi," ucapnya. 

Teknologi itu, di antaranya biodekomposer yang dapat mengefisienkan kebutuhan pupuk organik tinggi dalam pengolahan tanah yang dapat meningkatkan bahan organik tanah.

Kemudian, ia mengatakan, rasa dari varietas cabai amfibi ini tidak berbeda dengan cabai jenis biasa. Yang membedakannya adalah sifat adaptif dari bibit terhadap curah hujan. 

Ia mengatakan, potensi produktivitas dari cabai merah amfibi ini sekitar 24 ton per hektare.

"Sudah ada produksi panen 24 ton (per ha), 20 ton (per ha). Kalau hujannya tinggi sekali, bisa 18 ton (per ha). Sudah ada di Jabar, Sulawesi, Jatim," ungkapnya. 

Selebihnya, ia mengatakan, dengan penggunaan bibit cabai amfibi ini dapat pula menekan harga di pasaran. Sesuai dengan target, batas cabai di tingkat konsumen, yaitu sekitar Rp28 ribu per kg. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya