- Twitter/@andiherman
VIVA.co.id – Riset Terapan kerja sama antara Pusat Penelitian Geoteknologi, atau P2G dan Pusat Penelitian Kependudukan, atau P2K, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan Plan International Indonesia, mendata kesiapsiagaan masyarakat dalam mengantisipasi kebakaran dan banjir di Jakarta Barat.
Dari survei yang dilakukan, Kelurahan Duri Utara di Kecamatan Tambora dan Kelurahan Kota Bambu Utara di Kecamatan Pamerah mewakili lokasi rawan kebakaran. Sementara itu, Kelurahan Pinangsia di Kecamatan Taman Sari dan Kelurahan Kota Bambu Selatan di Kecamatan Palmerah mewakili wilayah rawan banjir.
Survei tersebut, menunjukkan Kelurahan Pinangsia masih rendah dalam kesiapsiagaan menghadapi banjir. Sementara itu, Kota Bambu Selatan mencapai kategori sedang.
"Kesiapsiagaan masyarakat tidak berbanding lurus dengan tingkat pendidikan yang ditamatkan, diindikasikan, dan berfluktuasinya Indeks Kesiapsiagaan pada masing-masing tingkat pendidikan," tulis LIPI dalam laporannya, Selasa 7 Februari 2017.
Hal yang sama terjadi pada kebakaran. Dalam laporan disebutkan, masyarakat yang tamat perguruan tinggi memiliki Indeks Kesiapsiagaan menghadapi kebakaran paling rendah. Justru, tingkat tertinggi berasal dari pendidikan tamat SMP.
Ketidaksiapan masyarakat, karena kurangnya pengetahuan. Keadaan tersebut tergambar oleh terbatasnya rencana dan upaya masyarakat untuk merespons kondisi darurat bila terjadi bencana.
Rendahnya kemampuan masyarakat, juga terkait dengan kondisi ekonomi dan lingkungan pemukiman yang memberikan akses dan sarana dalam melakukan tindakan dan upaya mengantisipasi banjir maupun kebakaran.
Untuk itu, LIPI menerbitkan buku 'Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mengantisipasi Kebakaran dan Banjir di Jakarta Barat'. Dalam buku tersebut, ditulis pula bagaimana mengantisipasi agar siap menghadapi bencana banjir dan kebakaran. (asp)
