Riset: Instagram dan Snapchat Aplikasi Perusak Mental

Ilustrasi Instagram.
Sumber :
  • www.pixabay.com/Tumisu

VIVA.co.id – Media sosial sejatinya berfungsi sebagai sarana komunikasi digital. Namun, banyak yang tidak sadar bahwa media sosial seperti dua sisi mata uang. Bila dimanfaatkan dengan benar, maka berdampak positif. Begitu pula sebaliknya.

Hard Gumay Bongkar Isi DM Instagram dengan Stevie Agnecya, Konsul Tentang Santet?

Dari sekian banyak aplikasi media sosial yang beredar, sebuah penelitian dari The British Royal Society for Public Health menobatkan Instagram dan Snapchat sebagai aplikasi yang paling merusak mental anak muda.

Direktur Utama RSPH, Shirley Cramer, menilai kedua media sosial ini membuat anak muda kecanduan dibanding rokok dan alkohol. Selain itu, keduanya juga begitu mengakar di kehidupan para pemuda sehingga sudah tidak bisa lagi diabaikan.

Stevie Agnecya Meninggal Dunia, Anggi Pratama: Mohon Dibukakan Pintu Maaf

RSPH melakukan penelitian terhadap 1.500 anak muda (rentang usia 14-24 tahun) selama bulan-bulan pertama tahun ini. Penelitian ini untuk menilai dan mengamati tentang bagaimana media sosial mempengaruhi kesehatan mental dan lingkungan mereka.

Responden muda ini dinilai dari 14 aspek kesehatan mental termasuk kecemasan, depresi, kesepian, tidur, bullying, dan FoMo (Fear of Missing Out).

Stevie Agnecya Sempat Curhat Pernah Disantet Sebelum Meninggal Dunia

“Menarik untuk mengamati peringkat Instagram dan Snapchat sebagai media digital terburuk terhadap kesehatan mental. Keduanya sangat terpusat pada gambar dan tampaknya mendorong perasaan ketidakmampuan dan kecemasan di antara kawula muda," katanya, mengutip situs Voa, Selasa, 30 Mei 2017.

Aplikasi Snapchat.

Aplikasi Snapchat.

Cramer menyebut kalau media sosial secara dramatis telah mengubah cara anak muda bersosialisasi, berkomunikasi, dan membangun hubungan satu sama lain. "Itu sebabnya dampak ini tidak bisa diremehkam," ungkapnya.

Untuk menanggulangi pengaruh negatif media sosial, ia bersama peneliti lainnya merekomendasikan untuk menambahkan jendela pop-up yang memperingati para pengguna apabila mereka menggunakan situs tersebut terlalu lama. Rekomendasi ini ternyata didukung oleh 71 persen dari responden survei.

Sementara rekomendasi lainnya adalah bagi perusahaan-perusahaan media sosial untuk menilai postingan pengguna apabila mereka sedang berada dalam tekanan dan secara pribadi mengarahkan mereka untuk mendapat pertolongan, yang didukung 80 persen responden.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya