'Negara Pertama' di Antariksa Siapkan Satelit Kontroversial

Ilustrasi negara Asgardia di antariksa
Sumber :
  • Asgardia/James Vaughan

VIVA.co.id – Tahun lalu, dunia eksplorasi antariksa mendapat kabar besar. Sekelompok miliuner dan pakar luar angkasa dari berbagai negara menggagas negara pertama di antariksa yang dinamakan Asgardia. Negara ini menempati sebuah wahana antariksa raksasa yang ada di antariksa. 

Lama Menghilang, Asgardia Muncul dan Bikin Aturan Mirip WhatsApp

Ambisi itu kian bergulir. Terbaru, penggagas negara Asgardia sudah mengajukan lisensi untuk meluncurkan satelit penyimpan data, yang berbeda dengan satelit pada umumnya. Sebab, satelit ini akan berada di orbit jauh melebihi jangkauan dari regulasi dan hukum yang ditaati oleh industri satelit dunia. 

Hal ini menjadi kekhawatiran para pakar antariksa. Sebab, jika hal itu disetujui, satelit Asgardia akan menjadi entitas di antariksa yang tanpa tersentuh aturan hukum. Menyimpan data di luar Bumi secara ilegal.

Lebih dari 40 Ribu Orang Indonesia Jadi Pengikut Asgardia

"Jika Asgardia menemukan negara peluncur yang tidak menandatangani perjanjian antariksa, dia tak ada kewajiban menaati hukum internasional. Maka pada titik itu akan terjadi negara tanpa tersentuh aturan hukum," ujar pakar hukum antariksa Cleveland-Marshall College of Law, Mark Sundahl dikutip dari Science Alert, Kamis 8 Juni 2017. 

Dokumen yang diajukan menunjukkan, penggagas negara Asgardia ingin meluncurkan satelit mereka pada September 2017, dengan menumpang pada misi yang memasok kebutuhan ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS). 

Asgardia: Kami Bertugas Melindungi Bumi

Satelit seukuran kubus kemungkinan akan berukuran 10 cm pada masing-masing sisinya. Bobotnya satu kilogram. Satelit itu direncanakan membawa 512 GB SSD yang sudah diisi dengan data. Meski data yang dirilis adalah 512 GB, data yang sebenarnya dibawa satelit Asgardia itu belum ada yang menjaminnya. 

Spekulasi berkembang. Dalam laporan yang diturunkan Motherboard, satelit itu juga akan menjalani uji coba seberapa layak penyimpanan data luar Bumi. Dalam pengajuan lisensi satelit tersebut, misi akan menunjukkan penyimpanan data jangka panjang di orbit rendah Bumi. 

Sementara satelit itu akan berada di antariksa selama lima tahun sebelum bergesekan dengan atmosfer dan turun ke daratan. 

Pada tahun lalu, kelompok yang terdiri atas berbagai pakar luar angkasa dari beberapa negara, seperti Kanada, Rumania, Rusia, dan Amerika Serikat mengatakan ingin menciptakan negara pertama di antariksa. Negara tersebut dinamakan Asgardia, mengikuti nama kota mitologi Nordik. Ambisi membentuk negara baru dengan nama Asgardia dicetuskan oleh Igor Ashurbeyli, pendiri Aerospace International Research Center, Rusia.

Negara Asgardia diharapkan bakal menjadi pintu masuk untuk misi penambangan asteroid serta berfungsi sebagai pertahanan Bumi dari meteorit, sampah antariksa, dan ancaman lain yang membahayakan. 

Untuk membangun negara Asgardia, proyek pertama adalah meluncurkan satelit robotik dalam 18 bulan ke depan. Selanjutnya, nanti disusul pengiriman stasiun antariksa permanen agar orang bisa hidup, bekerja, punya hukum dan aturan mandiri di dalamnya.  

Juru bicara proyek Asgardia, Timothy Wild menolak mengungkapkan berapa jumlah peneliti dan pakar yang terlibat dalam proyek ini, namun dia memastikan misi ini bukan main-main. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya