Ditolak Masuk AS, Tim Robotik Afghanistan Nonton Via Skype

Anggota tim perempuan robotik Afganistan ditolak masuk ke AS
Sumber :
  • Reuters/Mohammad Shoib

VIVA.co.id – Tim robotik remaja putri Afghanistan mengalami nasib kurang beruntung dalam mengikuti kompetisi di Amerika Serikat. Visa masuk ke Negeri Paman Sam kedua remaja putri pada tim robotik tersebut ditolak dengan alasan yang tidak jelas. 

Video Robot Sampah Karya Siswi Madrasah Juara Kompetisi Internasional

Atas penolakan visa untuk mengikuti kompetisi itu, keduanya mengaku bingung kenapa bisa terjadi, sementara tim robotik dari negara lain, misalnya Iran, Sudah, Suriah malah mendapatkan visa. 

Dikutip dari Reuters, Rabu 5 Juli 2017, karena tak mengantongi visa, tim robotik perempuan Afghanistan terpaksa tak bisa hadir langsung dalam kompetisi tersebut. 

Ketika Bom Meledak di Pesta Pernikahan, 63 Orang Meregang

Penolakan visa tim robotik itu muncul saat pemerintahan Presiden Donald Trump sedang getol menerapkan larangan sementara masuk ke AS bagi warga dari enam negara mayoritas muslim. Sementara Afghanistan bukan termasuk dalam daftar negara yang warganya dilarang masuk ke AS. 

"Semua negara bisa berpartisipasi dalam kompetisi robotik itu, tapi kami tidak bisa. Ini jelas menghina warga Afghanistan," kata Lida Azizi (17), salah satu anggota tim Afghanistan. 

Teror Bom Bunuh Diri di Afghanistan, 15 Tewas dan Puluhan Luka-luka

Rasa kecewa terungkap dari teman Azizi, Fatemah Qaderyan. Siswa berusia 14 tahun itu telah dua kali mengurus paper robotik mereka melalui Kedutaan Besar AS di Kabul, Afghanistan

Qaderyan mengatakan, timnya belum mengerti alasan kenapa mereka tak bisa mendapatkan visa sementara peserta dari negara lain mendapatkan visa. 

"Tak ada yang mengetahui langkah selanjutnya, tapi kami telah melakukan yang terbaik dan kami berharap robot kami bisa mendapatkan posisi dibanding tim dari negara lainnya," kata Qaderyan. 

Terkait dengan hal ini, Departemen Luar Negeri AS enggan mengungkap alasan pemerintah AS menolak visa tim Afghanistan tersebut. 

Kepada Reuters, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan ada ketentuan yang melarang badan pemerintah itu untuk mendiskusikan kasus visa individual. 

Sementara panitia penyelenggara kontes FIRST Global mengakui prihatin dengan keputusan penolakan visa tersebut. Sebagai ganti ketidakhadiran langsung tim tersebut di AS, Presiden FIRST Global, Joe Sestak menuliskan dalam akun Facebook, penyelenggara akan memfasilitasi keenam siswa perempuan Afganistan itu untuk menonton kompetisi yang berlangsung di Washington DC melalui video Skype selama penyelenggaraan, 16-18 Juli. Tim itu akan menonton kompetisi dari kota tinggal mereka, Herat di Afghanistan. 

"Ini adalah bagaimana cara kami harus menghormati tim remaja putri yang berani dari Afghanistan," kata Sestak. 

Sestak mengakui, memang tim kompetisi yang berasal dari daftar negara yang dilarang masuk AS, mengantongi visa. Tim dari Iran, Sudah sampai Suriah mulus mengantongi visa kunjungan ke AS. 

Sebagaimana diketahui, pada 6 Maret 2017, Trump mengeluarkan keputusan presiden 
yang melarang warga dari negara mayoritas muslim masuk ke AS. Negara yang dilarang yakni Iran, Suriah, Sudah, Libya, Somalia dan Yaman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya