Surabaya Gantikan Jakarta sebagai 'Ibu Kota' E-Commerce

Mesin pencari Google.
Sumber :
  • REUTERS/Regis Duvignau

VIVA.co.id – Situs pencari Google bersama lembaga riset Gesellschaft für Konsumforschung (GfK) menyebut Jakarta bukan lagi sebagai 'ibu kota' bagi marketplace dan e-commerce, melainkan Surabaya, Jawa Timur.

3 Rekomendasi HP Samsung Terbaik Harga Dibawah Rp 5 Juta, Bisa Buat Hadiah Lebaran

"Riset baru yang kami keluarkan bahwa persentase yang berbelanja online saat ini berubah. Surabaya menduduki peringkat pertama dengan 71 persen, Medan 68 persen, dan Jakarta 66 persen," kata Country Industry Head Google Indonesia, Henky Prihatna, di Jakarta, Selasa, 15 Agustus 2017.

Ia juga menyebut kota lain yang cukup besar masyarakatnya berbelanja online di antaranya, Bandung 63 persen, Semarang 59 persen, dan Makassar 52 persen.

Lebaran Makin Dekat, Yuk Intip Rekomendasi Gamis Lebaran 2024

Selain itu, dari segi waktu menggunakan platform, lanjut Henky, Surabaya juga lebih unggul dari Jakarta. Ia mengungkapkan, waktu yang dihabiskan dalam sehari mencapai 5,8 jam, sedangkan Jakarta hanya 4,7 jam.

"Riset yang kami lakukan bisa membuka wawasan menarik tentang hal-hal penting bagi konsumen online dan bagaimana pelaku usaha sebaiknya menjalankan bisnisnya untuk menarik beragam konsumen," tutur Henky.

Bertemu di Istana, Bos GOTO Dapat Pesan Khusus dari Jokowi

Pada kesempatan yang sama, Vice President of Business Tokopedia, Melissa Siska Juminto, menuturkan saat ini kota-kota besar selain Jakarta sudah mulai berbelanja online.

Kendati demikian, ia mengakui kalau penetrasi ke daerah masih sedikit, karena menyangkut akses atau infrastruktur yang sulit. "Masih banyak yang perlu diperhatikan. Tapi kita support untuk ekspansi ke daerah-daerah," kata dia.

Ia menambahkan, jika rata-rata masyarakat daerah berbelanja online, karena mencari barang yang sulit mereka temukan di pasar. Bahkan, demi mendapatkan barang yang diinginkan, mereka tidak peduli dengan ongkos kirim alias ongkir yang mahal.

"Ada konsumen Tokopedia membeli mesin cuci sampai ke Papua. Harganya lebih mahal ongkir daripada barang," ujar Melissa. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya