Membentengi Jaringan Listrik Pintar

Mou soal pembangunan jaringan listrik pintar
Sumber :
  • VIVA.co.id/Avra Augesty

VIVA – PT PLN Distribusi Jakarta Raya menandatangani nota kesepahaman pembangunan jaringan listrik pintar dengan Badan Pengkajian Bidang Teknologi (BPPT) dan organisasi ketenagalistrikan Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia (PCJI). Kerja sama itu juga melibatkan Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Akhiri Masa Siaga, PLN Sukses Layani Kelistrikan Nasional Selama Idul Fitri 2024

Deputi Teknologi Informasi Energi dan Mineral BPPT, Hammam Riza, mengatakan, tujuan dari penandatanganan MoU tersebut adalah upaya dari tiga lembaga terkait untuk saling bersinergi menerapkan dan mewujudkan jaringan listrik cerdas di Indonesia, khususnya Jakarta.

Selain itu, kerja sama itu untuk mempersiapkan dan membangun pemahaman tentang pentingnya sistem keamanan siber dalam jaringan listrik pintar.

Ribuan SUV Mercedes-Benz Dipaksa ke Bengkel karena Berpotensi Kebakaran

“Kami ingin mendorong pemahaman OT (operation technology) sistem kelistrikan cerdas dan IT (information technology). OT IT ini diperlukan untuk mencapai ketahanan negara dalam penyediaan jaringan kelistrikan yang aman dan andal," ujar Hammam saat mengisi seminar 'Smart Grid dan Aspek Cyber Security dalam Power System' di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa 17 Oktober 2017.
 
Hammam menuturkan, untuk bisa mengimplementasikan jaringan listrik pintar, dibutuhkan teknologi informasi sebagai dasar dari pengoperasian jaringan tersebut. Dengan teknologi digital ini, komunikasi antarjaringan dapat terhubung dan terkontrol.

Ia menyebut, teknologi informasi tidak akan bisa lepas dari jaringan internet sebagai komunikasinya. Maka dari itu dibutuhkan Internet Protokol Standar (IPS) sebagai penghubung antarjaringan pada jaringan cerdas.

Intip Keandalan Pembangkit Listrik EBT PLN Indonesia Power saat Lebaran 2024

"Di sini lah dibutuhkan keamanan yang mumpuni. Serangan dari siber yang mengancam dapat menimbulkan banyak kerugian dan membahayakan sistem kelistrikan itu sendiri," paparnya.

Serangan siber jaringan listrik pintar
 
Sementara itu, menurut Kepala Balai Besar Teknologi Konversi Energi BPPT, Andhika Prastawa, kebutuhan atas keamanan siber merupakan hal yang sangat mendesak. Ia menilai, jaringan listrik pintar merupakan jaringan yang berbasis pada internet, oleh karena itu diperlukan sebuah keamanan standar bagi pengoperasiannya.
 
“Dengan terkoneksinya komponen-komponen jaringan kelistrikan pada jaringan internet menyebabkan smart grid menjadi rentan terhadap ancaman dan serangan siber. Oleh karena itu, serangan siber bisa menyerang komponen fisik jaringan kelistrikan seperti open close circuit breaker dan mematikan generator," ungkap Andhika.

Selain itu, kata dia, serangan siber bisa menyerang perangkat lunak dan database sistem, baik itu untuk merusak data maupun mencuri informasi. "Jadi, keamanan untuk sistem jaringan (listrik) cerdas adalah urgent," tuturnya.

Seminar dan penandatanganan MoU ini adalah tindak lanjut dari Kongres Teknologi Nasional yang diselenggarakan pada 17-19 Juli 2017.

Alhasil, kegiatan ini membuahkan rekomendasi antara lain menentukan sektor infrastruktur informasi penting nasional terutama sipil atau publik non militer, kerangka kerja Pengamanan Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional, penentuan Instansi Pengawas dan Pengatur Sektor (IPPS) sebagai koordinator masing- masing sektor infrastruktur informasi kritikal nasional. 

Lalu, mengaitkan antara keamanan informasi dengan keberlangsungan pelayanan publik sebagai prestasi kinerja pada suatu institusi, dan terakhir, pembentukan koordinator Computer Security Incident Response Team (CSIRT). (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya