Tumbas.in, Atasi Masalah Klasik Ibu Rumah Tangga

Aplikasi tumbas.in
Sumber :
  • VIVA.co.id/Avra Augesty

VIVA – Saat ini banyak wanita memilih untuk tetap bekerja meski telah berkeluarga. Di samping harus berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga, seorang wanita karier juga harus berlomba dengan waktu lantaran bekerja di perkantoran.

Perusahaan Tak Punya Aplikasi Mobile, Siap-siap Ketinggalan

Untuk menyiapkan sarapan keluarga, misalnya, banyak di antara mereka yang tidak sempat berbelanja ke pasar tradisional pada pagi hari.

Alhasil, mereka harus menunggu pedagang sayur keliling atau menimbun persediaan makanan di dalam kulkas. Cara ini dinilai tidak efektif, karena bahan makanan seperti sayur-mayur mudah layu dan tak segar.

Pamer Aplikasi Baru, Dirut PLN Tampil Bikin Podcast

Kini, para ibu rumah tangga tidak perlu khawatir lagi karena hadir tumbas.in, sebuah platform teknologi yang bertujuan untuk menghubungkan pelanggan dengan pedagang pasar tradisional.

Co-founder Tumbas.in, Muhammad Fu'ad Hasbi, mengatakan, selain membantu para ibu rumah tangga berbelanja, aplikasi ini juga ingin mengembangkan potensi pasar tradisional.

New Normal Saat Corona, Belanja Lewat Aplikasi Mobile Jadi Terbiasa

"Sekarang ini pasar tradisional sudah semakin tergerus oleh pasar modern dan ekonomi kerakyatan sendiri pilarnya ada di pasar tradisional. Visi kami mengembangkan pasar tradisional dan membantu para ibu rumah tangga berbelanja," ujar pemuda berusia 22 tahun ini kepada VIVA.co.id, Rabu 18 Oktober 2017.

Sejak diluncurkan April 2017, tumbas.in mendapat respons positif dari para pedagang di pasar tradisional di Semarang, Jawa Tengah.

Untuk saat ini, kata Fu'ad, baru ada dua pasar tradisional yang bergabung di tumbas.in, Pasar Peterongan dan Pasar Karangayu. Akan tetapi, pasar Karangayu yang disebut Fu'ad paling dominan kegiatan jual belinya.

Pakai jasa shopper

"Dari bulan April sampai sekarang kami disambut baik oleh para pedagang di pasar tradisional. Kalau kami masuk ke pasar tradisional untuk mengambil barang, mereka sudah tahu kami dari tumbas.in, meski mereka enggak pegang langsung aplikasinya," tuturnya.

Mahasiswa jurusan Statistika dari Universitas Diponegoro itu melanjutkan, para pedagang memang sengaja tidak disediakan fasilitas untuk bergabung di tumbas.in, karena dikhawatirkan bakal kerepotan saat mengurus transaksi online dan offline.

Oleh sebab itu, tumbas.in menggunakan seorang shopper yang bertugas membeli pesanan dan meng-update harga bahan pokok setiap harinya.

"Jadi, model kami adalah seorang shopper yang ada di pasar tradisional yang bekerja untuk membelanjakan dan menentukan kualitas produk yang layak jual. Shopper kami juga bertugas meng-update harga setiap harinya dari satu pasar ke pasar lainnya," papar Fu'ad.

Dengan mengunduh aplikasi tumbas.in di Play Store, pengguna akan mendapatkan keuntungan seperti barang belanjaan yang dibeli langsung dari pasar tradisional, belanjaan masih segar, harga sesuai dengan harga pasar tradisional, pengiriman belanjaan kurang dari dua jam setelah pemesanan, dan belanjaan dibungkus dengan rapi.

"Order kami dari jam 6 pagi sampai jam 2 siang. Setelah itu akan langsung diantar. Pengiriman dilakukan kurir kami sendiri. Sampai sekarang sudah ada empat kurir. Pembayaran untuk sekarang kami baru buka sistem CoD (cash on delivery) meski transfer masih kami fasilitasi," kata dia.

Untuk sementara, aplikasi tumbas.in baru tersedia bagi pengguna Android dan wilayah operasionalnya hanya ada di Semarang dan sekitarnya. Akan tetapi, tumbas.in berniat untuk memperluas jaringan usaha rintisannya ini ke kota-kota di Indonesia dalam waktu dekat. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya