Cara Terbaik Amati Hujan Meteor Leonid Malam Ini

Puncak hujan meteor Leonid pada 1999
Sumber :
  • www.apod.nasa.gov/Juan Carlos Casado (TWAN)

VIVA – Puncak hujan meteor Leonid masih bisa dinikmati pada Jumat malam hingga dini hari nanti. Hujan meteor tahunan yang muncul dari rasi Leo ini merupakan salah satu hujan meteor yang punya kekhasan. 

Hujan Tak Biasa Bakal Terjadi Mulai Dini Hari

Hujan meteor Leonid merupakan salah satu hujan meteor dengan kecepatan yang tinggi. Saat melintasi atmosfer Bumi, meteor Leonid bisa melaju dengan kecepatan hampir 72 kilometer per detik atau 295.200 kilometer per jam.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan, puncak hujan meteor ini bisa disaksikan pada Jumat malam 17 November sampai Sabtu dinihari 18 November 2017.

Siap-siap, Hujan Tidak Biasa Akan Terjadi pada 3-4 Januari 2024

Dia menuturkan, jumlah meteor yang masuk atmosfer Bumi tidak begitu banyak, sekitar 10-an meteor per jam. Berbeda dengan jumlah meteor pada hujan meteor Orionid hujan meteor yang melesatkan 40-70 meteor per jam pada Oktober lalu.  

Thomas menuturkan, pengamatan yang terbaik hujan meteor ini yakni dengan mata telanjang. Sebab pengamatan langsung ini, maka pengamat akan memiliki medan pandang yang sangat luas. 

Coming Soon! Fenomena Astronomi Hujan Meteor Pekan Ini

Untuk pengamatan, ahli astronomi Universitas Kyoto Jepang itu mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. 

"Cuaca harus cerah, tidak ada penghalang ke arah langit utara, tidak ada gangguan polusi cahaya termasuk lampu di sekitar lokasi pengamatan," ucapnya kepada VIVA, Kamis malam, 16 November 2017.

Dia menuturkan, hujan meteor Leonid bisa disaksikan dari seluruh wilayah dunia, sepanjang memenuhi syarat dan kondisi tersebut. 

"Semua wilayah yang memenuhi 3 syarat tersebut berpotensi untuk melihat hujan meteor Leonid," katanya. 

Puncak hujan meteor Leonid terjadi tiap tahun sekitar 18 November. Pada waktu itu Bumi melintasi ekor debu yang ditinggalkan Komet 55P atau dikenal Komet Tempel-Tuttle. 

Komet ini melintasi Bumi tiap 33 tahun. Pada tiap kurun waktu tersebut akan tersaji Badai Leonid yang langka dan memesona. Komet ini memuntahkan debu yang menghasilkan badai dahsyat. Tiap sekitar 33 tahun, jumlah meteor yang terbakar di atmosfer Bumi bisa mencapai ribuan.

Sementara tiap tahun, debu dari sisa lintasan komet ini terbakar saat melewati atmosfer Bumi, dan menciptakan cahaya Leonid. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya