Salesforce Mundur, Nasib Twitter Tak Menentu

Spanduk logo Twitter di depan Bursa Efek New York
Sumber :
  • REUTERS/Lucas Jackson

VIVA.co.id – Masa depan Twitter semakin tidak menentu. Salesforce.com menyatakan mengundurkan diri dari persaingan dan tidak berminat lagi untuk membeli media sosial berlogo burung tersebut.

Facebook dan Instagram Down, Pengguna Ramai-ramai Ngeluh di X: Sudah Beberapa Jam Tumbang Semua!

Melalui pernyataan dari Chief Executive Salesforce, Marc Benioff, pihaknya telah mengesampingkan tawaran untuk membeli Twitter. Alasan di balik ketidaktertarikan anak perusahaan Alphabet itu karena risiko yang muncul usai menguasai Twitternya.

Menurut Salesforce, akuisisi Twitter terlalu berisiko untuk saat ini. Jejaring sosial itu tengah mengalami pertumbuhan pengguna yang stagnan, kerugian finansial, dan kurang bersaing dengan Facebook, Instagram, hingga Snapchat.

Difitnah Jadi Aktor Konspirasi Hasil Pilpres 2024, Qodari Bilang Begini

"Dalam hal ini kami mengundurkan diri. Itu (akuisisi Twitter) tidak pas untuk kami," ucap Benioff kepada Financial Times dikutip Reuters, Senin, 17 Oktober 2016.

Mengenai mundurnya peminat pembeli dari Saleforce, pihak Twitter menolak untuk mengomentari. Diketahui, beberapa waktu lalu, Salesforce dan Walt Disney menjadi dua perusahaan yang paling gencar isu pembelian Twitter.

Netizen Bingung: Ini Tempat Pemilihan Umum atau Acara Pernikahan

Twitter kembali dipegang oleh Jack Dorsey, usai Dick Costolo mengundurkan diri sebagai Chief Executive Officer (CEO) Twitter pada Juni 2015 lalu. Dorsey dianggap kurang fokus terhadap Twitter karena ia menjabat sebagai CEO Square juga. Dorsey dihadapi pengawasan jika hasil laporan kuartal ketiga nanti, Twitter semakin melemah.

Untuk itu, para analis mengimbau agar Twitter segera menemukan kepala eksekutif yang baru, yang dapat menunjang pertumbuhan dan eksistensi perusahaan di era persaingan media sosial seperti saat ini.

"Pertanyaan yang paling umum yang kami terima dari investor, tidak mampukah perusahaan mencari CEO yang bekerja penuh?" ucap analis dari SunTrust Humphrey, Robert Peck.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya