SDM Kunci Utama Suksesnya Perang Elektronika

Logo Saab
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Sebuah negara membutuhkan adanya kemampuan perang elektronika atau pernika (electronic warfare). Kemampuan strategis pernika yang kredibel memberikan keuntungan bagi negara itu, misal mendapatkan data intelijen melalui sensor milik sendiri, atau dengan pertukaran informasi dengan negara sahabat.

Perang Elektronika Rusia Vs Ukraina

Selain itu, apabila dioperasikan dengan baik, pernika dapat memberikan negara tersebut untuk mampu memprogram data dan teknik ancaman pernika sendiri, sehingga memastikan bahwa informasi sensitif ini tetap aman di dalam negara.

Menurut pengertian lama pernika adalah tindakan militer yang menggunakan energi elektromagnetik untuk menentukan, memanfaatkan, dan mengurangi atau mencegah penggunaan spectrum elektromagnetik lawan serta tindakan untuk menjamin penggunaan spectrum elektromagnetik sendiri.

Dorong Ekspor UMKM, Bea Cukai Jalin Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah

Sementara itu, pengertian pernika secara universal adalah tindakan militer yang berkaitan dengan adu kekuatan sistem elektronika antara dua pihak atau lebih yang berhadapan untuk merebut keunggulan sistem elektronika, guna memperoleh manfaat menurunnya daya tempur lawan dan meningkatnya daya tempur sendiri dalam rangka mendukung tindakan militer berikutnya.

Marketing and Sales Director SAAB Asia Pacific, Geoff van Hees, menjelaskan bagaimana langkah yang harus ditempuh dalam membangun kemampuan pernika yang independen. Menurut dia, faktor-faktor ini yang menjadi penentu kuatnya pertahanan dan keamanan dari sebuah negara.

Pastikan Pelayanan Arus Balik, PLN Bersama Itjen Kementerian ESDM Cek Kesiapan SPKLU Wilayah Banten

Langkah-langkah itu mencakup perumusan strategi, investasi infrastruktur, identifikasi, dan pemilihan mitra, identifikasi persyaratan yang dapat dibenarkan secara ekonomi, serta peningkatan keahlian pernika melalui pendidikan dan pelatihan. Dari semua langkah itu, Geoff menyebut pendidikan yang harus diutamakan.

"Keberhasilan operasional dalam aksi militer seperti perang, dukungan damai dan semacamnya, bergantung pada kombinasi teknologi dan kemampuan manusianya. Seperti misal taktik, perencanaan, pelatihan, perintah, dan kontrol," ujarnya kepada VIVA.co.id saat ditanya soal operasional pernika, di gedung BPPT, Jakarta Pusat, Kamis 27 April 2017.

Pada dasarnya, kata Geoff, tentara harus dilatih terlebih dahulu. Ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau SDM dalam kaitannya dengan pernika. "Kapabilitas SDM harus mencapai standar dengan mengadakan pelatihan di pangkalan-pangkalan militer. Mereka harus punya pengetahuan mendasar," paparnya.

Menurut dia, cara ini dapat mencegah pasukan militer untuk mengeluarkan dana yang tidak dibutuhkan instansinya. Meski demikian, Geoff menyebut TNI masih harus menghadapi tantangan. "Karena orang yang berada di balik pengoperasian pernika adalah ia yang berpindah haluan," ucapnya.

"Ia yang semula di perang yang sebenarnya menjadi ke perang elektronika, yang mungkin saja hal ini sama sekali belum pernah dikerjakannya. Jadi TNI seperti melatih orang baru lagi. Mereka harus memastikan setiap tahunnya ada pelatihan pernika di basis reguler mereka," Geoff menjabarkan.

Menciptakan dan mempertahankan keahlian yang berkelanjutan menjadi tantangan bagi angkatan bersenjata, karena adanya rotasi personel. Upaya ini terutama berlaku di bidang spesialis seperti pernika, di mana pengalaman diperoleh hanya dalam periode tertentu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya