VIDEO: Intip Cara Kerja Pabrik 'Like' Palsu di China

Pabrik manipulasi digital di China
Sumber :
  • www.kotaku.com.au/CZong News Info

VIVA.co.id – Dalam era pemasaran digital saat ini, entitas bisnis sampai kreator konten digital berlomba-lomba menjadi yang populer di dunia online. Popularitas dalam media sosial dan internet ini bisa diukur dengan banyaknya jumlah pengikut, konten yang dibagi sampai jumlah 'like' pada konten. 

Kalkulator Ini Dipaksa Pakai Windows 10, Begini Jadinya

Persaingan di ranah konten digital itu memang sengit, maka ruang ini dimanfaatkan penyedia jasa manipulasi digital. Belum lama ini, terungkap ternyata praktik untuk memproduksi 'like' palsu atau tak organik, jamak dilakukan. 

Dikutip dari Mirror, Selasa, 23 Mei 2017, pengguna Twitter dengan berakun @EnglishRussia1 mengunggah rekaman video rekaman Rusia, bagaimana suasana 'dapur' produksi 'like' palsu di China. 

Pendiri Android Pamer Ponsel Baru, Jangan Kaget Antimainstream Banget

Dalam 'pabrik' tersebut. terdapat lebih dari 10 ribu smartphone yang dipakai untuk memproduksi popularitas, meningkatkan peringkat atau rating di internet dan media sosial. Ribuan smartphone itu berjejer rapi ditempatkan dalam rak-rak.

Puluhan ribu smartphone tersebut saling terhubung dengan perangkat lainnya melalui kabel. 

Hilang 22 Tahun Lalu, Jenazah Pria Ditemukan Google Maps

Pada rekaman tersebut, para pekerja juga sibuk di depan komputer dan di dekat puluhan ribu smartphone, untuk memantau sistem produksi 'like' palsu bekerja dan berjalan. 

Dari keterangan yang didapatkan di lapangan, perekam pabrik 'like' itu mendapatkan data, bahwa praktik manipulasi 'like' itu sudah umum. Sudah marak pabrik manipulasi digital di Negeri Tirai Bambu. 

Rekaman 'dapur' pabrik 'like' palsu itu menuai protes dari pengguna internet. 

"Apakah semua di dunia modern ini palsu?" kata salah satu pengguna internet. 

Sementara pengguna internet lainnya meminta harus ada penindakan. 

"Praktik ini ilegal dan segera lakukan operasi senyap. Anda bisa mendapatkan miliaran dolar tiap tahun dari perusahaan besar," ujar pengguna lainnya. 

Bagi para pakar media sosial dan internet, praktik itu bukan barang baru. Pakar mengatakan manipulasi digital umum dilakukan di Rusia dan China. Praktik di dua negara itu pengaruhnya ke seluruh dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya