#EmojiYourPhD, Cara Tak Biasa Ilmuwan Populerkan Sains

Ilustrasi emoji.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Para ilmuwan menemukan cara unik dalam mengomunikasikan hasil penelitian mereka. Mereka mulai mempopulerkan permainan tanda pagar atau hashtag #EmojiYourPhD di akun Twitter.

UI Terima 2.105 Calon Mahasiswa Baru Melalui Jalur SNBP 2024

Permainan hashtag terbaru ini menantang ilmuwan untuk menjelaskan penelitian mereka dengan bantuan emoji, pictogram internet yang secara stereotip dikaitkan dengan pesan teks remaja.

Permainan hashtag #EmojiYourPhD ini juga bukan sekadar latihan berkomunikasi, tapi menunjukkan bila belajar sains adalah sesuatu hal yang sangat menyenangkan.

Prabowo Ingin Segera Bangun Pabrik Ponsel di RI demi Jaga Kedaulatan Teknologi

Salah seorang kandidat PhD di University of Michigan, Amerika Serikat, Anat Belasen, mengatakan salah satu strategi komunikasi paling efektif adalah dengan menggunakan metafora yang familiar.

Kemudian, cara ini digunakan untuk menjelaskan konsep ilmiah pada broadaudiences. Belasen merupakan peneliti yang giat mempopulerkan #EmojiYourPhD di akun Twitter pribadinya.

Al Quran dan Sains Ungkap Gunung Bergerak Seperti Awan, Benarkah?

"Saya pikir menggunakan emoji untuk menggambarkan apa yang kami lakukan adalah tantangan kreatif. Selain itu, permainan ini membantu mempersingkat penelitian kami. Sehingga mudah dicerna dan dikenali karena emoji adalah 'bahasa' yang bisa dimengerti banyak orang," ujarnya, dikutip American Science, Kamis, 8 Juni 2017.

Ia pun menjabarkan bagaimana #EmojiYourPhD bekerja. Ilmuwan menulis cuitan yang menyertakan hashtag #EmojiYourPhD, kemudian mereka menjelaskan pokok permasalahan penelitian mereka menggunakan emoji.

Pengguna Twitter lain membalas "kicauan" tersebut dan mencoba menebak apa penelitiannya. Permainan ini menjadi tantangan nyata untuk menggambarkan topik penelitian tertentu, sebab permainan ini menggunakan emoji yang jumlahnya terbatas.

Belasen menyebut keterbatasan tersebut mampu menghasilkan beberapa gagasan kreatif, seperti menggunakan emoji jins sebagai gen.

"Saya mendorong siapa pun, dari disiplin ilmu apa pun, dan bukan hanya mahasiswa PhD, untuk mencobanya. Efek samping yang ditimbulkan sangat kocak. Kami mampu mengungkap bias perpustakaan emoji. Respons beragam dengan kalimat lucu bermunculan," jelas dia. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya