Anggota Pramuka Putri Direkrut Jadi Ahli Cybersecurity

Ilustrasi pramuka di luar negeri.
Sumber :
  • www.scoutsrecords.org

VIVA.co.id – Organisasi Pramuka Putri (The Girl Scouts Organization) resmi bermitra dengan Palo Alto Networks - sebuah platform keamanan yang berbasis di California, Amerika Serikat - untuk merekrut 18 anak perempuan menjadi ahli keamanan siber (cybersecurity) pada dua tahun mendatang.

Jika Pramuka Dihapus, Nilai Kenegarawanan Generasi Muda Bisa Terkikis

Menurut Kepala Eksekutif Girl Scouts Amerika Serikat, Sylvia Acevedo, perekrutan ini dimaksud untuk menciptakan pakar keamanan siber mumpuni dalam menghadapi kejahatan dunia maya di masa depan.

"Kami ingin mengenalkan anak perempuan dari seluruh Amerika Serikat untuk belajar cybersecurity. Kami bersama Palo Alto ingin memberikan pendidikan cybersecurity kepada lebih dari satu juta anak perempuan di sini (AS) sambil juga membantu mereka mengembangkan keterampilan kepemimpinan," kata Acevedo, seperti dikutip situs Ubergizmo, Senin, 19 Juni 2017.

Presiden Jokowi Kukuhkan Budi Waseso Cs Jadi Pengurus dan LPK Kwarnas Pramuka 2023-2028

Sementara itu, ke delapan belas lencana Girl Scouts ini akan menambahkan lencana cybersecurity baru pada musim gugur tahun depan, karena yang kelompok pertama akan mendapat lencana pada September 2018, yang berasal dari kelas K-12.

"Kami ingin mempersenjatai para pejuang perempuan kami yang lebih tua dengan alat untuk mengatasi kenyataan ini untuk membantu gadis-gadis muda dalam melindungi identitas mereka melalui keamanan Internet," ungkapnya.

Jenderal Hinsa Siburian: BSSN Tidak Boleh Anti dengan Perubahan Zaman

Sebelumnya, langkah mendidik kaum hawa dalam menghadapi kejahatan di jagad online telah dilakukan di Bangladesh.

Divisi Informasi & Komunikasi Kementrian Pos, Telekomunikasi dan Informasi Teknologi Bangladesh, baru-baru ini menyelenggarakan proyek rintisan di mana para siswi dari kawasan perkotaan diajarkan cara menjaga keselamatan mereka apabila menghadapi ancaman di jagat online.

“Sebagian besar korban dari kejahatan siber di negara kami adalah anak-anak perempuan. Jadi, kami memutuskan untuk menyebarluaskan kesadaran di antara anak-anak perempuan dahulu," ujar Menteri Pos, Telekomunikasi dan Informasi Teknologi Bangladesh, Zunaid Ahmed Palak, kepada Voa.

Pada proyek rintisan ini lebih dari 10 ribu anak perempuan dari 40 sekolah dan perguruan tinggi turut ambil bagian. Palak menargetkan terus menyebar kampanye ini ke seluruh negeri yang dapat merengkuh 40 juta siswa-siswi di 170 ribu sekolah dan perguruan tinggi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya