Intelijen Inggris Tuding Korut Penyebar WannaCry

Ilustrasi hacker.
Sumber :

VIVA.co.id – Dinas Intelijen Inggris (British Intelligence establishment) menyebut Korea Utara berada di balik serangan virus pemalak ransomware WannaCry.

Delegasi Korea Utara Kunjungi Iran, Isu Kerjasama Semakin Kuat

Mengutip sumber internal mereka yang mengetahui masalah ini bahwa Divisi Cybersecurity, National Cyber Security Center (NCSC), meyakini serangan WannaCry dilakukan para peretas (hacker) dari negeri Kim Jong-un.

Hal ini dilaporkan setelah mendapat kesimpulan atas penyelidikan NCSC. "Kami sangat percaya bahwa operasi peretasan dilakukan Grup Lazarus dari Korea Utara," kata sumber yang enggan dipublikasi identitasnya, dikutip Ubergizmo, Senin, 19 Juni 2017.

Deretan Negara Paling Tak Percaya Tuhan di Dunia, Mayoritas di Benua Asia!

Laporan intelijen Inggris ini terkuak setelah mengikuti laporan baru-baru ini yang menyarankan agar pejabat intelijen Amerika Serikat (CIA maupun NSA) juga mencapai kesimpulan serupa.

Hal ini diyakini sebagai "kepercayaan moderat" pada lembaga intelijen negeri Ratu Elizabeth II itu bahwa mereka sangat yakin Korea Utara memainkan peran penting dalam serangan siber global.

Kim Jong Un Dikabarkan Punya Selingkuhan Seorang Penyanyi, Hingga Punya Anak Bersama

Sebelumnya, perusahaan antivirus Kaspersky mengakui Lazarus Group berasal dari Korea Utara. Hal ini mengacu pada kode enkripsi virus pemalak ransomware WannaCry sama dengan yang diciptakan Lazarus.
 
“Kami berani mengatakan bahwa Lazarus berasal dari Korea Utara, bukan China. Ada kesamaan kode enkripsi pada keduanya. Seperti copy paste,” kata Corporate Communication Manager Kaspersky South East Asia, Sanjeev Nair kepada VIVA.co.id.

Namun, Sanjeev tidak mengiyakan Lazarus pula sebagai biang keladi atau penyebar ransomware ini. “Siapa sebenarnya yang menyebarkan (virus) ransomware, kami tidak bilang Lazarus. Kami tidak tahu,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, WannaCry telah menyerang dan melumpuhkan sistem komputer di seluruh Eropa, Amerika, Rusia, dan bahkan China. Lebih dari 300 ribu sistem IT diyakini telah terpengaruh oleh WannaCry.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya