Warganet Indonesia 'Serbu' Akun Instagram Pendiri Telegram

Pendiri Telegram Pavel Durov.
Sumber :
  • Instagram/@durov

VIVA.co.id – Warganet Indonesia terus membanjiri pesan tentang pemblokiran Telegram oleh Pemerintah Indonesia kepada Pavel Durov, pendiri layanan pesan tersebut. 

Blokir Media Sosial Favorit ISIS Akhirnya Dibuka

Tak hanya membanjiri pesan di akun Twitter Durov, warganet Indonesia juga ramai-ramai mengirimi pesan pemblokiran Telegram di akun Instagram Pavel Durov. 

Beberapa warganet Indonesia meminta Telegram segera bersikap. Warganet juga memohon agar Telegram bisa memberikan solusi, sebab layanan tersebut sudah banyak memikat hari pengguna internet di Tanah Air. "Tolong lakukan sesuatu bagi Indonesia. Kami butuh Anda dan kami mencintai Telegram," tulis salah satu warganet.

Setelah Rusia, Telegram Juga Dilarang di Negara ini

Dalam komentarnya di Instagram Pavel Durov, warganet juga menyampaikan mereka telah menikmati berbagai layanan pada platform tersebut.  

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika mengakui, telah memblokir Telegram sejak Jumat siang, 14 Juli 2017. "Telegram telah diblokir," ujar Kepala Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, Noor Iza, kepada VIVA.co.id, kemarin.

Waspada, Muncul Modus Baru Bobol Akun Telegram

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengungkapkan alasan kementeriannya secara sepihak langsung memblokir Telegram versi website. Menurut pria yang akrab disapa RA, tindakan ini lantaran banyaknya konten-konten yang mengarah kepada radikalisme hingga terorisme. 

"Telegram itu saya blok, karena paling banyak digunakan oleh teroris. Ini baru webnya, sekarang akan saya kejar IP (internet protokol)-nya," kata Rudi, saat acara Silaturahmi Dewan Pers di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat 14 Juli 2017. 

Ia menceritakan, pihaknya pun telah dihubungi oleh manajemen Telegram mempertanyakan apa alasan Kemenkominfo melakukan pemblokiran secara tiba-tiba. Pihak Telegram, kata Rudi, mengatakan ada yang aneh terhadap pemblokiran itu. Namun, dia mengaku memiliki bukti yang kuat. 

"Kami punya buktinya, karena ada 700 halaman (yang berkaitan terorisme dan radikalisme), kenapa 11 DNS tadi kami blok hari ini, Jadi, capture-nya itu semua ada, Bagaimana isinya itu mendorong radikalisme, terorisme, bagaimana mengajak membuat bom, semuanya ada,” ujarnya menjelaskan.

 

Making a wish ??#solstice2017

A post shared by Pavel Durov (@durov) on

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya