Soal Aplikasi Mobile, Indonesia Paling Agresif

Pengguna smartphone di suatu stasiun kereta di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id – Menurut hasil survei penyedia solusi open source Red Hat yang bekerja sama dengan IDC, Indonesia menjadi negara yang paling agresif dalam hal adopsi aplikasi mobile.

Perusahaan Tak Punya Aplikasi Mobile, Siap-siap Ketinggalan

Survei Red Hat dan IDC itu mewawancarai 275 profesional teknologi informasi dari level manajer ke atas di perusahaan-perusahaan di Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Survei difokuskan pada perusahaan yang memiliki lebih dari 500 staf dan divisi teknologi informasi khusus yang berfokus pada mobile, identifikasi wawasan terkait strategi aplikasi enterprise mobile, penganggaran, pertimbangan teknologi, dan tantangan implementasi.

Para responden survei mewakili beberapa industri vertikal, di antaranya jasa keuangan, termasuk perbankan dan asuransi, manufaktur dan konstruksi, komunikasi dan media, perdagangan, transportasi, serta utilitas.

Ini Mata Kuliah yang Sesuai Perkembangan Tren Teknologi

Vice President and General Manager for ASEAN Region Red Hat, Damien Wong, menyampaikan responden survei dari Indonesia berinvestasi dengan hati-hati dan berfokus pada pengalaman pelanggan.

"Sebanyak 37 persen responden menganggap mobilitas sebagai bagian dari strategi bisnis mereka, namun mereka berinvestasi dengan hati-hati karena keterbatasan sumber daya," ujarnya dalam sebuah sesi diskusi di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Selasa 25 Juli 2017.

Pamer Aplikasi Baru, Dirut PLN Tampil Bikin Podcast

Sementara itu, 27 persen responden telah memiliki anggaran terkait aplikasi mobile, yang merupakan persentase tertinggi di wilayah ASEAN. Sedangkan 26 persen responden berfokus pada peningkatan pengalaman pelanggan melalui inisiatif mobilitas mereka.

Wong mengatakan, memperoleh keahlian yang tepat dianggap sebagai sebuah tantangan di seluruh wilayah ASEAN. Hampir 50 persen responden meyakini perusahaan mereka memiliki keterampilan minimal atau standar untuk mendukung proyek-proyek mobile, dan tantangan ini diakui oleh 60 persen responden dari Malaysia.

Wong menuturkan, Red Hat Mobile Application Platform siap mendukung dan bersedia untuk merealisasikan strategi mobile-first pada perusahaan-perusahaan tersebut. Caranya yaitu dengan memberikan pendekatan yang lincah dalam mengembangkan aplikasi-aplikasi mobile enterprise.

“Mobilitas memberikan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan untuk meninjau kembali proses bisnis mereka dan melibatkan para pelanggan dengan cara-cara baru. Sehingga diharapkan, berbagai persyaratan terkait mobile dari perusahaan itu terpenuhi. Selain itu juga dapat mengubah strategi mobile-first mereka menjadi kenyataan," kata Wong.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya