- Dokumen Universitas Diponegoro
VIVA.co.id – Inovasi tidak selamanya berbiaya tinggi. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal inovasi bisa dilakukan dengan biaya sangat murah.
Dosen Program Studi Peternakan Universitas Diponegoro, Dian Wahyu Harjanti, memiliki produk inovasi bernama Agera Mastic. Produk ini memanfaatkan khasiat yang terdapat pada tanaman bandotan (Ageratum conyzoides).
Tanaman yang dikenal di masyarakat Jawa Tengah sebagai gulma. Namun, siapa sangka gulma justru memiliki khasiat sebagai antiseptik dan desinfektan.
Produk ini bekerja menghambat pertumbuhan bakteri, baik bakteri gram positif dan negatif. Selain itu, Agera mampu menurunkan tingkat peradangan pada hewan seperti kambing.
Munculnya Agera berawal dari kecemasan Dian terkait tingginya pencemaran bakteri dalam susu yang dihasilkan oleh sapi perah di Jawa Tengah dibandingkan daerah lain.
“Hal ini bisa terjadi karena infeksi bakteri ketika selesai pemerahan. Masih ada waktu sekitar 10 detik sebelum puting menutup sempurna setelah pemerahan," kata dia, dalam keterangannya, Jumat, 11 Agustus 2017.
Tak hanya kambing, Agera juga bisa diaplikasikan pada sapi perah dan ayam broiler.
Pada sapi perah dan kambing, produk ini berfungsi sebagai antiseptik dengan cara mencelupkan puting susu (dipping) selama 10 detik pada larutan Agera Mastic setelah pemerahan.
Sedangkan, pada ayam broiler, produk ini berfungsi sebagai desinfektan. Cara dengan menyemprotkan larutan di setiap bagian kandang sebelum ayam dimasukkan.
Dian menjamin bahwa Agera Mastic ramah lingkungan, dan ke depan, rencananya bisa dimanfaatkan oleh manusia sebagai antiseptik dan desinfektan. "Tapi, saat ini kita baru gunakan pada hewan," tuturnya.
