Banyak Pengguna Umbar Data Pribadi di Situs Kencan Online

Perusahaan antivirus Kaspersky Lab.
Sumber :
  • REUTERS/Sergei Karpukhin

VIVA – Perusahaan antivirus asal Rusia, Kaspersky Lab., mengungkapkan, bahwa satu dari sepuluh pengguna situs kencan online atau sebanyak 13 persen mengakui bahwa mereka berbagi data-data pribadi.

Angkatan Udara Kebobolan, Percakapan 4 Perwira Tinggi Berhasil Disadap di Singapura

Tujuannya untuk memulai sebuah pembicaraan, namun tanpa disadari hal tersebut justru berisiko. Seperempat pengguna layanan layanan kencan online atau 25 persen dari mereka mengaku berbagi nama lengkap mereka secara jelas di profil.

Head of Consumer Business Kaspersky Lab., Andrei Mochola meminta, agar pengguna layanan kencan online lebih berhati-hati apalagi ketika menemukan pengguna lainnya yang dirasa 'cocok'.

Kementerian dan Lembaga Diserang Hacker

Ia ingin pengguna tetap tidak membagikan data-data pribadinya. Menurut Andrei, data semacam ini cukup berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah.

"Bahaya yang mengintai tidak hanya berasal dari dunia online tetapi juga dunia nyata. Para pengguna layanan kencan online sangat rentan terkena serangan siber," ungkapnya, dalam keterangan resminya, Selasa, 14 November 2017.

Serangan Hacker ke Perangkat Seluler Makin Ngeri, Lewat Iklan Pop-up

Ia melanjutkan, satu dari sepuluh pengguna bahkan memberikan alamat lengkap rumah dan rincian pekerjaan bahkan rahasia mereka.

Parahnya lagi, ungkap Andrei, seperempat pengguna juga mengakui pernah berbagi foto telanjang mereka di halaman profil.

Sebagian besar pengguna membagikan informasi pribadi kepada pengguna lainnya yang mereka rasa 'cocok'. Informasi tersebut di antaranya yaitu 16 persen berupa rincian pribadi.

Satu dari sepuluh pengguna memberikan informasi tersebut selang beberapa menit atau jam setelah berkenalan. Lima belas persen adalah hal-hal rahasia memalukan pengguna layanan dan 14 persen berupa foto-foto pribadi.

"Bahkan kami menemukan bahwa 41 persen pengguna layanan kencan online mengalami beberapa insiden terkait sistem keamanan IT, misalnya perangkat atau akun mereka diretas, atau ditargetkan oleh ransomware," ujarnya menjelaskan.

Tak hanya itu, sekitar 63 persen dari mereka merasa khawatir perangkat yang mereka pergunakan terinfeksi oleh serangan siber, 61 persen khawatir data-data mereka dicuri atau dibocorkan oleh layanan situs kencan online.

Alhasil, 55 persen dari mereka mengaku mengalami ancaman di atas saat menggunakan layanan kencan online. Sayangnya, kata Andrei, hanya 27 persen yang menggunakan solusi keamanan atau antivirus.

“Pengguna situs kencan online seharusnya bertanggung jawab atas keamanan data-data mereka dan tidak menganggapnya sudah aman dan tidak tersentuh dalam situs atau aplikasi." (mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya