Data Pribadi Aman dari Peretasan, Syaratnya Harus 'Higienis'

Ilustrasi hacker.
Sumber :
  • REUTERS/Siegfried Modola

VIVA.co.id – Memasuki era digitalisasi sejatinya membuat para pengguna menjadi melek teknologi dan peduli dengan keamanan data pribadi.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Sebab, saat ini belum ada aturan yang bisa menjerat para pelaku, yang meretas maupun mengambil dengan sengaja, data pribadi yang tersimpan di ponsel pintar (smartphone).

Dikatakan demikian, karena banyak pengguna platform yang sembarangan mengisi data saat registrasi tanpa membaca 'aturan main' dari aplikasi tersebut.

Indonesia Mendapat 97 Ribu Serangan

Pengguna main pencet tombol 'next' tanpa berfikir panjang. Menyadari kasus ini marak di kalangan masyarakat, beberapa pakar telematika memberikan tips agar pengguna berhati-hati (aware) dengan perlindungan data pribadi.

Kala berbincang dengan VIVA.co.id, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, memberi dua tips.

Angkatan Udara Kebobolan, Percakapan 4 Perwira Tinggi Berhasil Disadap di Singapura

"Usahakan segala perangkat gawai (gadget) digital diproteksi dengan password. Lalu, selalu budayakan menggunakan gawai secara 'higienis'," katanya.

Ia menjelaskan yang dimaksud higienis di sini adalah pengguna jangan sembarangan memasang aplikasi, dan pastikan aplikasi mereka bersih dari virus jahat (malware).

"Rawatlah gadget seperti merawat tubuh sendiri, dan ubah gaya hidup kalau ingin privasinya terjaga," tutur Semmy, sapaan akrabnya.

Budaya kesadaran

Di mata Vice Chairman of Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure/Coordination Center (id-SIRTII/CC), Muhammad Salahuddien, langkah utama dalam melindungi data pribadi adalah kepedulian dari pengguna itu sendiri.

Sebab, ia mengeluhkan budaya cuek masyarakat Indonesia dengan persoalan data pribadi. Didin, sapaan akrabnya, mencontohkan posting di media sosial.

"Tidak seharusnya segala aktivitas kita harus di-share. Kita harus aware mendeskripsikan manakah data kita. Yang terpenting (data pribadi) harus dilindungi dan tidak boleh dipublikasi. Itu yang harus disadari," ungkapnya.

Adapun, Ketua Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja, menambahkan, apabila privasi selalu terjaga, maka ketika membeli gawai jangan di toko bukan resmi.

"Ini untuk menjaga keamanan perangkat ketika dipakai. Satu lagi, jangan memperbaiki perangkat di toko tidak resmi. Karena dikhawatirkan malware menyusup ke perangkat kita," papar Ardi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya