Tablet Mulai Tak Populer

Sejak 2010, tepatnya saat kelahiran iPad, tablet dianggap tambang emas. Sayang, tujuh tahun kemudian, tablet tak dianggap menguntungkan.
Sumber :
  • LaptopMag

VIVA.co.id – Sejak 2010, tepatnya saat kelahiran iPad, tablet dianggap tambang emas. Banyak produsen perangkat yang terjun ke pasar tablet. Sayang, tujuh tahun kemudian, saat ini, tablet tak dianggap menguntungkan.

Debut Huawei MatePad 11.5 PaperMatte Edition di Indonesia

Menurut analis NPD Group, produsen perangkat, mulai dari Dell, HTC, sampai produsen kaset Maxell, berlomba membuat tablet. Namun hanya tablet 2-in-1 yang dianggap mampu bertahan. Tablet 2 in 1 adalah yang memiliki double fungsi, laptop dan ponsel sekaligus.

"Dari segmen pasar, kami telah melihat banyak retailer dan konsumen yang tidak lagi tertarik pada tablet. Maksudnya, tablet yang hanya berfungsi sebagai perangkat biasa, tanpa ada fungsi smartphone di dalamnya," ujar VP dan analis industri dari NPD Group, Stephen Baker, seperti dikutip dari Laptop Mag, Kamis, 2 Februari 2017.

Indonesia Peringkat 6 sebagai Negara yang Dibuntuti

NPD melaporkan, penjualan tablet telah menurun sekitar 30 persen sejak 2013 lalu. Bahkan penurunan sampai 15 persen terjadi antara 2015 sampai 2016.

"Penurunan ini bisa jadi lebih tajam lagi jika tidak ada tablet Amazon Fire yang dijual cukup murah, sekitar 33 persen, saat musim liburan kemarin. Ini juga masih dibantu dengan kesuksesan penjualan iPad Pro dan Surface Pro 4, sepasang tablet high-end yang bisa menggantikan fungsi laptop," ujar Baker.

Huawei Matepad 11.5 Papermatte Edition, Tablet Ramah Mata

Penurunan di tahun 2016 ini paling banyak terjadi saat Apple tidak lagi mengeluarkan lini tablet terbarunya. Pada musim liburan 2016 lalu, Apple mengaku hanya menjual 13 juta unit iPad, sama dengan penurunan sekitar 19 persen dibanding periode yang sama tahun 2015. Ini merupakan penurunan karena tidak ada suksesor iPad Pro. 

Diketahui iPad berukuran 9,7 inci ini diluncurkan sejak Maret 2016 lalu.

Survei NPD menunjukkan jika rata-rata konsumen hanya menganggap tablet sebagai perangkat mainan anak. Tablet hanya diperlukan bagi mereka yang menginginkan hiburan saat melakukan perjalanan, untuk membaca atau sekedar browsing internet. Inilah yang membuat tablet makin tidak populer di kalangan konsumen menengah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya