Industri Tekstil Pun Tak Lepas dari E-Commerce

Ilustrasi buruh pabrik tekstil
Sumber :
  • dailymail.co.uk

VIVA.co.id – E-Commerce rupanya semakin tak terbendung untuk masuk ke dalam semua bidang industri. Yang terbaru, industri tekstil mulai naik kelas dengan keberadaan e-commerce 88spares.com.

2024 jadi Tahun Krusial bagi Industri Kripto Indonesia

Dalam penjelasannya, Chief Marketing Officer dan Co-Founder 88Spares.com, Rosari Soendjoto, mengatakan bahwa e-Commerce dengan platform marketplace itu menyasar perusahaan-perusahaan tekstil atau B2B (Business to Business). Mereka merupakan multi vendor marketplace B2B yang menyasar segmen pasar khusus, yakni industri tekstil dan garmen di Indonesia.

"Pengguna bisa melakukan penghematan melalui 88Spares untuk menjual dan membeli aneka ragam kebutuhan produksi seperti misalnya sukucadang mesin pertextilan. Di sini pengguna bisa  mengoptimalkan produktivitasnya. Jika optimal maka secara tidak langsung, peluang produsen tekstil untuk meningkatkan pasar ekspor juga akan menjadi lebih besar," ujar Rosari, di Jakarta, Senin, 17 April 2017.

Detik-detik Roket Space One Meledak di Udara Setelah 5 Detik Diluncurkan

Dia berharap keberadaan 88Spares bisa membawa kontribusi positif dan secara langsung menjadi sebuah katalisator untuk menggerakkan sektor strategis dalam ekonomi domestik di Indonesia. Bahkan secara tidak langsung diharapkan bisa berkontribusi meningkatkan daya saing pelaku industri garmen nusantara dalam pasar internasional sehingga industri tekstil dan garmen asal Indonesia bisa maju. 

Hartmut Molzahn, CEO & Co-Founder dari 88Spares.com menyatakan bahwa Indonesia sangat strategis untuk meluncurkan 88Spares.com. Kontribusi Indonesia hampir mencapai 2 persen dari Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pasokan global. Industri Tekstil & Produk Tekstil (ITPT) itu sendiri memberikan kontribusi 6,65 persen dari PDB Indonesia pada tahun 2016.

Telkomsel Berburu Startup

"Tingkat pertumbuhan pada tahun 2017 secara resmi ditetapkan oleh Departemen Perindustrian di antara 5,2 persen sampai 5,4 persen didorong dari sektor tradisional mesin seperti dan peralatan industri. Secara tradisional tulang punggung pertumbuhan industri, industri tekstil dan garmen lokal kemungkinan akan naik sebesar antara 1,6 persen dan 1,8 persen pada tahun 2017, setelah kontraksi diperkirakan antara 0,4 persen dan 0,9 persen pada tahun 2016," kata Molzahn.

Pameran Tekstil Terbesar di Indonesia

Oleh karena itu, 88Spares.com mengatakan keikutsertaannya dalam pameran industri tekstil dan garment bertaraf internasional yakni Indo Intertex-lnatex-lndotexprint 2017. Event tersebut akan segera di laksanakan di Jakarta International Expo (JlExpo) Kemayoran, Jakarta pada 19 April hingga 21 April 2017 yang mengusung tema "Productivity for Sustainability". 

Menurut Paul Kingsen, Director Peraga Expo, Penyelenggara Indo Intertex 2017, pameran ini dilaksanakan untuk mengembangkan bisnis tekstil yang berkelanjutan di pasar dunia.

"Untuk mewujudkan perkembangan bisnis yang berkelanjutan di pasar dunia dalam jangka panjang, Indonesia harus meningkatkan sektor industri tekstil yang berorientasi ekspor dan readymade garment (RMG) serta menawarkan harga yang lebih kompetitif. Selain meningkatkan nilai tambah sebagai langkah penanggulangan, penting juga bagi industri garmen di Indonesia untuk meng-upgrade mesin dan peralatan mereka agar mampu memenuhi kebutuhan pasar secara efektif," katanya.

Bekerja sama dengan Asosiasi Nonwoven Indonesia (INWA) akan diadakan seminar tentang perkembangan industri nonwoven dengan tema Dynamic Nonwoven Technology and Opportunities for Indonesia pada hari kedua pameran 20 April 2017. Sedangkan dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) akan diselenggarakan seminar bertemakan the Latest Spinning Technology pada hari ketiga pameran 21 April 2017. Kedua seminar ini akan diisi oleh pembicara-pembicara profesional dibidangnya baik dari dalam maupun luar negeri.

Banyak peserta yang kembali akan menampilkan mesin-mesin terbaru, beberapa diantaranya seperti JUKI, BROTHER dan FONGS yang telah berpengalaman selama 50 tahun di ITPT akan menunjukkan teknologi dan konsep 'one stop shopping', mulai dari mesin pembentuk serat, benang, kain, produk siap pakai-siap fashion, pencucian, pewarnaan serta daur ulang atau penggunaan kembali air limbah produksi. Ada juga produk-produk Nonwoven sebagai alternatif usaha baru. Bagi pembeli dan penjual dapat juga memaksimalkan kesempatan dalam menjalin networking dengan menggunakan aplikasi Bizmatch selama pameran.

Pada penyelenggaraan ke-15 tahun ini, pameran diramaikan oleh lebih dari 450 peserta dari 24 negara di area seluas 17.000 meter persegi. Pameran ini ditargetkan dikunjungi 9.000 orang profesional dan pengusaha ITPT baik domestik maupun Internasional.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan bahwa industri tekstil dan garment masih stagnan pada 2015 dan 2016. Bahkan, produksi industri ini sempat mengalami penurunan sebesar 7,12 persen pada semester satu tahun 2016. 

"Namun, kami optimis pertumbuhan industri tekstil pada kuartal pertama tahun 2017 ini kembali bertumbuh, seiring dengan persiapan pelaksanaan perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa yang dimulai pada 2018 mendatang,” kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat. 

Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sepanjang tahun 2016 nilai investasi Tekstil dan Produk Tekstil mencapai Rp 7,54 triliun. Industri ini mampu menghasilkan devisa sebesar 11,87 miliar dollar AS dan mampu menyerap sebanyak 17,03 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya