E-Commerce Indonesia Tertinggal 10 Tahun dari China dan AS

Alat-alat bisnis online
Sumber :

VIVA.co.id – Head of Operations Shopee Indonesia, Handhika Jahja menegaskan, e-commerce di Indonesia tertinggal 5-10 tahun dari China, Taiwan, bahkan Amerika Serikat. Kondisi ini dikarenakan masih banyaknya hambatan yang membuat bisnis online itu sulit melesat.
 
“Ada berbagai macam. Sisi reseller, logistik, dan payment online. Masyarakat Indonesia masih terbiasa dengan offline. Transaksi belanja ketemu orang dan membayar tunai. Kemudian, masih rendahnya bertransaksi di bank dan punya kartu kredit,” kata Handhika kepada VIVA.co.id, Kamis, 13 Juli 2017.
 
Ia melanjutkan, selain logistik dan payment online, masalah reseller juga masih menjadi kendala, khususnya yang berasal di luar Pulau Jawa.
 
Handhika menyatakan, transaksi bisnis online selama ini masih terpusat di Jabodetabek sebesar 20 persen, dan 80 persen tersebar di seluruh Indonesia.
 
Oleh karena itu, Handhika menyebut perlu kerja sama antara reseller, perbankan, dan logistik. Langkah ini sudah dilakukan di AS dan China, sehingga bisnis e-commerce berjalan karena sudah terintegrasi.
 
Ke depan, Handhika berharap bisnis online di Indonesia semakin mature, sehingga bisa making good income. “Caranya, ya, ubah mindset masyarakat untuk beralih ke online,” paparnya. 

Shopee Berani Garansi Paket Sampai Tepat Waktu, Simak Kompensasi dan Cara Klaimnya

Sekadar informasi, saat ini terdapat 50 juta pelaku UKM di Indondesia. Namun sayangnya, baru satu juta yang tergabung di e-commerce.

Vidi Aldiano dan Monica Vionna, Director of Marketing Growth Shopee Indonesia

Shopee Tawarkan Program Garansi Tepat Waktu, Begini Cara Klaimnya

Shopee berusaha untuk memberikan solusi untuk memudahkan belanja online dengan meluncurkan inovasi dan program terbaru melalui Garansi Tepat Waktu.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024