Punya Lanskap Unik, Regulator Harus Mengatur Fintech

Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id – Perusahaan rintisan, atau startup berbasis teknologi keuangan, atau kerennya fintech/financial technology, disebut-sebut menjadi salah satu instrumen penting yang bisa mendorong ekonomi digital Indonesia. Sebab, kebutuhan masyarakat atas kebutuhan keuangan yang lebih praktis dan digital kian meningkat.

Kunjungi Station F di Paris, Anindya Bakrie Ungkap Rencana Bangun Kampus Startup di IKN

Indonesia menjadi salah satu negara yang sukses memicu pertumbuhan usaha fintech. Saat ini, sudah ada sekitar 330 juta pengguna ponsel pintar (smartphone) di Indonesia. Sementara itu, pengguna internet aktif menyentuh angka 88 juta orang.

Head Group Development of Retail Payment System and Financial Inclusion Bank Indonesia, Pungky P. Wibowo mengatakan, startup fintech memiliki lanskap yang terbilang unik di Tanah Air.

Startup Kripto Ini sedang Bahagia

Ia menganggap, startup fintech merupakan penggerak ekonomi digital Indonesia yang begitu agresif, karena bisa mempercepat dan mempermudah transaksi.

"Kontribusinya tinggi. Apalagi, fintech itu punya inovasi dan teknologi yang bervariasi. Mulai dari payment system, cashless, SaaS (Software as a Service), hingga peer to peer lending," kata dia, saat mengisi sesi Seminar idByte 2017 bertema 'The Future of Money: Potential Economic Consequences of Digital Cash' di @america Pacific Place, Jakarta, Rabu 27 September 2017.

Startup Lokal Ini Ingin Menyuburkan Benih Revolusi

Meski ada sejumlah konsekuensi yang harus diperhatikan, Pungky mengaku bahwa keamanan konsumen untuk startup fintech dijamin terjaga. Sedangkan konsekuensi yang dimaksud Pungky, antara lain seperti peraturan dari pihak regulator dan pemeliharaan IT.

Tidak matang bisa mati

Tak hanya itu, keterlibatan startup fintech untuk sistem perbankan Indonesia juga membantu pelebaran jaringan layanan keuangan bagi penduduk lokal. Alhasil, nasabah bank semakin banyak, inklusi keuangan di Indonesia turut berkembang.

Pada kesempatan yang sama, CIO Investree, Dickie Wijaya menilai, para pelaku startup fintech harus berkordinasi dengan para regulator agar visi misi dan konsep mereka tidak berbenturan.

Koordinasi pun dapat dilakukan dalam bentuk pendekatan. Sedangkan untuk saat ini, pendekatan ke regulator bisa berupa regulatory sandbox. Bagaimana pun, Dickie mengungkap, tantangan yang dihadapi ketika mengikuti regulasi yang telah ditentukan regulator.

Sebagai pelaku fintech, ia harus bisa menyeimbangkan inovasi untuk bisa memenuhi regulasi, karena bisa saja ke depannya model bisnis startup fintech berkembang lebih luas.

"Bisnis model harus benar-benar dikordinasikan (dengan regulator). Jadi, kalau ada startup fintech yang baru mulai, tetapi model bisnisnya tidak matang dan sudah dirundung banyak peraturan, kemungkinan bisa mati. Makanya, sandbox approach di sini benar-benar penting," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya