- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAlife- Banyaknya kasus cerai yang dialami selebriti yang terjun ke dunia politik, tak menyurutkan niat Mandala Shoji untuk tetap menjadi politisi. Kasus cerai yang dialami beberapa artis juga politisi seperti Venna Melinda, Wanda Hamidah juga Rachel Mariam hingga Tere tak menggoyahkan niatnya.
Kamis, 28 Februari 2013, ia mendatangi kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk bergabung. Dan menurutnya, soal perceraian itu perlu dikembalikan ke pribadi masing-masing. Cerai adalah keputusan pribadi, tak ada hubungannya dengan jabatan politik.
"Semakin tinggi pohon, semakin besar angin bertiup. Kita harus bersatu, saling percaya satu sama lain," katanya menyarankan.
Selama ini, ia mengaku pernikahannya tidak ada gangguan beraarti. Kuncinya, saling percaya. Kadar keimanan Mandala yang tinggi juga membuat sang istri yakin akan suaminya. "Di rumah itu kalau malam sholat, tidur, sholat tahajud. Anak pun kalau ketemu ayahnya selalu minta peluk," kata istri Mandala, Deanova menambahkan.
Keinginan untuk menjadi caleg, diakui Mandala muncul dari dirinya sendiri. Ia merasa memiliki visi dan ada sesuatu yang ingin diberikan untuk negaranya. Poin fokusnya jika menjadi anggota legislatif nanti, adalah menghijaukan Indonesia.
"Caranya ya menanam pohon. Tapi di bekas lahan tambang apa bisa? Saya lagi berusaha mengembangkan project itu. Alhamdulillah diverifikasi pemerintah dan ITB," ujar pria yang mencalonkan diri menjadi caleg untuk daerah pemilihan Kudus dan Jepara itu.
Ia membantah, usahanya mencalonkan diri menjadi anggota legislatif itu, hanya untuk mencari 'uang tambahan'. Sang istri meyakinkan, niat Mandala menjadi caleg tulus dan bagus. Ia ingin menunjukkan, artis pun bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi masyarakat. Meski sempat khawatir, sang istri terus mendukung suaminya dengan doa. "Insya Allah kalau Mandala digoda tidak akan mempan," harapnya. (sj)
Terinspirasi Langkah Indonesia, Amerika Serikat Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR
Airlangga: Implementasi EUDR jelas akan melukai dan merugikan komoditas perkebunan dan kehutanan yang begitu penting buat kami seperti kakao, kopi, karet, produk kayu.
