Curahan Hati ADA Band soal Jatuh Bangun di Industri Musik

ADA Band
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq Solo

VIVAlife - Grup musik beraliran pop ADA Band baru saja berulang tahun ke-18 pada November lalu. Menarik untuk mendengar "curhat" dari grup band yang digawangi Suriandika Satjadibrata, Marshal Surya Rachman, Donnie Sibarani, dan Aditya Pratama untuk tetap eksis di industri musik yang kompetitif seperti saat ini.

"Kami baru ulang tahun ke-18, tanggal 18 November lalu. Dalam waktu itu tentu saja kami mengalami banyak pengalaman, jatuh bangun dalam bermusik," kata sang vokalis, Donnie Sibarani.

ADA Band didirikan pada 1996. Awalnya, band ini dibentuk oleh Suriandika Satjadibrata, Ibrahim Imran, Krishna Balagita, Iso Eddy H, dan Elif Ritonga. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, Ibrahim Imran, Krishna Balagita, Iso Eddy H, dan Elif Ritonga memilih untuk undur diri dari ADA Band. Band ini sudah menelurkan 12 album dalam 18 perjalanan kariernya.

"Tak mudah untuk tetap bertahan dalam industri musik seperti ini. Tetapi, di sisi lain kami tetap harus tetap berkarya," ujar sang basis, Suriandika Satjadibrata atau kerap dikenal dengan nama Dika.

Menurut Dika, industri musik saat ini bukanlah atmosfer yang bagus bagi musisi. Seperti halnya banyak pembajakan. Praktis dengan kondisi ini membuat para musisi harus memiliki strategi agar tetap moncer di industri musik.

"Kondisi seperti ini juga dialami oleh para musisi, bukan hanya ADA Band. Dengan maraknya pembajakan, download internet membuat musisi harus memiliki strategi. Belum lagi dengan selera pendengar yang seperti saat ini," ujar Dika.

Meski demikian, bagi ADA Band kondisi seperti ini bukan menjadi hal yang harus diratapi. ADA Band harus tetap eksis menyuguhkan karya bagi Armada (fand ADA Band) dan masyarakat luas.

"Dengan umur 18, kami menyikapi industri musik yang kurang bersahabat ini dengan sikap yang dewasa," kata Dika.

Sementara itu, Donnie Sibarani sedikit membeberkan kondisi ADA Band saat harus bergelut dalam industri musik saat ini. Donnie mengakui para personel tak jarang berdiskusi dan berdebat dalam menghasilkan karya.

"Kami sering saling berdebat juga. Kami juga harus berkompromi dengan selera pendengar dan di sisi lain harus memikirkan bagaimana caranya untuk mempertahankan idealisme. Tapi, intinya kami tetap akan terus berkarya," ujar Donnie. (art)

Kasus Pemalsuan Surat Lahan, Gubernur Kepri Sebut Bisa Diselesaikan dengan Musyawarah

Baca juga:

Seorang pria Palestina membawa mayat seorang anak yang tewas akibat serangan Israel. (ilustrasi)

Biadab! Israel Eksekusi Anak Palestina Beramai-ramai dari Usia 4-16 Tahun

Kesaksian yang terdokumentasi telah dikumpulkan mengenai eksekusi anak-anak Palestina di Gaza oleh pasukan pendudukan Israel di dalam dan di sekitar Rumah Sakit Al-Shifa.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024