Bekraf Bentuk Indonesian Creative Incorporated For Film

Jumpa pers Indonesian Creative Incorporated (ICINC) For Film.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby Agung Prasetyo

VIVA.co.id – Sebagai objek yang eksotik di mata banyak orang, industri film Indonesia menjadi satu dari sekian hal yang menjadi perhatian khusus untuk terus dimajukan. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas hal tersebut memiliki canangan tersendiri dalam menginisiasi gerakannya.

Gibran Mau Kasih Panggung Buat Musisi Lokal

Baru saja membentuk Indonesian Creative Incorporated (ICINC) For Film, Bekraf menaruh itikad untuk memajukan perfilman Tanah Air dalam rangka melakukan sinergi dan kolaborasi pada sejumlah kebijakan. Hal itu termasuk matching fund, box office system, dan capacity building.

"Ada tiga prioritas yang kini nilai efeknya sangat tinggi, salah satunya film. Walaupun tampak kecil, namun ia mampu menggairahkan banyak hal," ujar Wakil Ketua Bekraf, Ricky Joseph Pesik, di Gedung Kementerian BUMN, pada Rabu, 8 Februari 2017.

Para Ahli Usulkan Hal Ini untuk Perbaiki Industri Film Indonesia

Kegairahan tersebut tak hanya berdampak pada ranah filmnya saja, namun juga ekonomi setempat. Ia mencontohkan salah satu film ikonik Indonesia terdahulu.

"Coba lihat Laskar Pelangi, kontribusinya tampak kecil namun efeknya terasa sekali, bahkan beribu-ribu kali lipat yang dihasilkan," kata Ricky.

Sejarah Hari Film Nasional Diperingati Setiap 30 Maret, Tema Tahun Ini

Lebih lanjut, Ricky menjelaskan bahwa peranan Bekraf sebetulnya amat krusial dalam ranah perfilman Indonesia. Tak hanya turun langsung dan mengoordinasikannya dengan pemerintah, namun juga berperan di balik layar sebagai dalang pemasaran.

“Peran kami masih dalam satu rantai, walau tanggung jawab utamanya di ekonomi pemasaran kreatif. Akses kita termasuk pada banyak hal, seperti bisnis, pemasaran dan ekonomi," ucapnya menjelaskan.

Dalam memajukan ICINC For Film, Bekraf tak sendirian. Mereka turut bekerja sama dengan Torino Film Lab (TFL) lewat sejumlah program, serta didukung oleh beberapa pemangku kepentingan perfilman seperti Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi), Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) dan lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya