Nia Dinata Cari Penulis untuk Serial Digital

Nia Dinata di tengah konfrensi pers Viu Female Story Festival
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Adinda Permatasari

VIVA.co.id – Bercerita merupakan salah satu bentuk seni tertua manusia dan sudah ada sejak era pra-kolonial. Indonesia sendiri memiliki banyak dongeng dan cerita rakyat.

Nia Dinata Ungkap Alasan Bikin A World Without Berlatar Tahun 2030

Namun, seiring perkembangan zaman dan teknologi, kini cerita, berevolusi melalui gaya yang lebih modern lewat media hiburan seperti televisi dan internet. Kegemaran masyarakat menikmati hiburan melalui platform baru inilah yang mendorong salah satu konten hiburan Viu menggelar kompetisi menulis cerita lewat Viu Female Story Festival.

Festival ini mengajak masyarakat untuk menuliskan cerita mengenai perempuan lewat perspektif baru.

Melalui A World Without, Ini yang Ingin Ditunjukan Nia Dinata

"Kami ingin mendorong bakat muda Indonesia untuk membawa tulisan-tulisan mereka ke tingkat profesional dan membuka peluang masuk ke dalam industri film," ujar Myra Suraryo, Head of Marketing and Ad Sales Viu Indonesia saat konferensi pers di The Hermitage Menteng, Jakarta, Jumat 24 Maret 2017.

Di akhir kompetisi akan dipilih lima penulis terbaik yang nantinya akan mengikuti workshop menulis skenario film bersama dua sineas terbaik Indonesia, Nia Dinata dan Lucky Kuswandi. Mereka juga akan berkolaborasi membuat serial berjumlah 13 episode yang ditayangkan melalui platform digital secara internasional.

Keren! 40 Persen Peraih Nominasi FFI 2020 Adalah Sineas Wanita

Nia sangat berharap melalui ajang seperti ini akan tercipta penulis-penulis baru yang berkualitas. Dengan cerita itu juga, Nia ingin bisa mengubah taste atau selera penonton Indonesia.

"Karena Indonesia sudah menjadi negara dengan penduduk yang banyak, pengguna internet yang, segala macam ada di Indonesia. Tidak ada satu merek baju atau sepatu yang tidak bisa didapat di Indonesia, tapi untuk taste film dan art masih sangat rendah dibanding negara tetangga," ujar Nia.

Hal ini salah satunya adalah masih kurangnya sajian tontonan yang berani ke luar dari jalur umum yang ada. Nia menilai masyarakat Indonesia masih terpaku pada tontonan melodrama, karenanya melalui ajang ini ia ingin menciptakan tontonan yang bisa mengajarkan masyarakat mana tontonan yang bisa membuat cerdas.

Kompetisi ini terbuka untuk siapa saja hingga maksimal usia 34 tahun. Nia dan Lucky mengatakan, mereka mencari seorang penulis yang bisa mengangkat sosok wanita sebagai 'jagoan'.

Nia membocorkan kriteria penulis yang dicari adalah mereka yang bisa menciptakan karakter utama perempuan yang memiliki karakter kuat, bukan yang lemah atau dilemahkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya