Sutradara Dimas Djay: Sekarang Banyak Video Klip Asal Jadi

Dimas Djayadiningrat
Sumber :
  • instagram.com/Dimas.djay

VIVA.co.id – Peredaran video musik saat ini memang tak sebanyak zaman dahulu, kiranya dari dekade ’90 sampai sekitar 2000-an akhir. Pada saat itu, segenap  musisi bisa dibilang produktif dan  berlomba untuk menyajikan video musik nan apik, dibarengi dengan masyarakat yang turut menggandrunginya.

Gagal Nyaleg, Pesinetron Viany Zaelany Lebih Pilih Lakukan Ini

Saat ini, video musik masih tetap eksis meski tak sebanyak zaman dahulu. Berbicara kondisinya sekarang, Dimas Djayadiningrat atau akrab disapa Dimas Djay, sutradara film serta video musik kenamaan, menilai adanya perbedaan kentara bila keduanya dibandingkan.

Menurut Djay, video musik zaman sekarang dibuat dengan kematangan yang setengah-setengah. Sutradara video musik Oppie Andaresta berjudul Rumahku tersebut, lantas membeberkannya kepada VIVA.co.id.

Puluhan Tahun Kenal Donny Kesuma, Iis Dahlia: Orang yang Sama Baiknya

“Kalau melihat kondisi sekarang memang banyak banget klip yang asal jadi, tapi gue enggak bilang kalau (video musik) dahulu enggak ada yang jelek juga,” ujarnya, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Tampak jelas di matanya, bahwa video musik zaman sekarang terasa monoton dan begitu-begitu saja. Ia lantas memberikan contoh kasus yang terjadi pada video musik Indonesia belakangan ini, beserta faktornya.

Charly Van Houten dan Muhammad Daud Kolaborasi dalam Lagu Tulang Rusuk

“Bujet mereka sekarang memang enggak terlalu besar, tapi itu bukan dalih untuk tidak bisa membuat klip yang bagus. Sekarang banyak banget video musik yang jalan-jalan, pergi ke luar negeri, padahal dari 10 tahun lalu pun sudah banyak yang kayak gitu,” kata Djay.

Lewat penilaian Djay, hal ini terjadi akibat banyaknya masyarakat sekarang yang merasa kalau keberadaan video musik sudah tidak ‘seksi’ lagi. Berkaca pada era terdahulu, video musik memang marak keberadaannya di televisi bahkan kerap diselenggarakan ajang penghargaan khusus di Indonesia.

“Nah, seiring berjalannya waktu dan cari duit susah, termasuk TV, air time kemudian menjadi rebutan. Mendingan nayangin sinetron dengan bernangis-nangis ria tapi dapat duit banyak daripada nyetel klip, itu yang terjadi sekarang,” tuturnya.

Meski musisi dan produktivitas membuat video musiknya menurun, namun Djay sendiri menaruh keyakinan dan secercah harapan pada aspek tersebut. Ia lantas mengungkapkan kunci penting untuk membuat video musik yang berkualitas.

“Saya enggak bilang semua klip mesti bombastis, tapi harusnya banyak yang meaningful dan konseptual. Harusnya bisa kayak gitu,” ujar Djay.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya