Persiapan 6 Desainer Indonesia Menuju New York Fashion Week

Desainer Indonesia yang akan tampil di NYFW 2018
Sumber :
  • VIVA.co.id/Linda Hasibuan

VIVA.co.id – Perkembangan fesyen Tanah Air semakin meningkat. Para desainer Indonesia mulai menunjukkan karyanya di ajang internasional, seperti New York Fashion Week (NYFW): First Stage Spring/Summer 2018.

Batik Merak Ngibing Jawa Barat, Sukses Bikin Dunia Tercengang

Para desainer Indonesia yang siap unjuk gigi di gelaran bergengsi itu, yakni Dian Pelangi, Barli Asmara, Catherine Njoo, Melia Wijaya, Vivi Zubedi, dan Doris Dorothea. Dengan tema Indonesia Diversity, desainer tersebut akan tampil pada 7 September 2017.

Masing-masing desainer akan menampilkan 12-13 koleksi dengan gaya dan temanya sendiri. Misalnya, Dian Pelangi yang membawakan koleksi hijab menggunakan batik dengan desain modern dari akulturasi budaya terinspirasi buku Humans of New York.

Profil Eggie Jasmin, Desainer Indonesia yang Menang di Mrs Wolrd 2022

Dian mencoba memasukkan unsur budaya Indonesia dengan batik dan tenun modifikasi khas Dian Pelangi yang disesuaikan dengan suasana New York City. Dari 12 koleksi tersebut dibagi menjadi lima kategori, seperti melankolis, sanguin, koleris, rekmatis, dan alurialis yang dibuat selama 2-3 pekan.

"Ini kali kedua aku tampil di New York, sebelumnya sudah pernah di New York Couture Fashion Week. Kali ini aku membawakan akulturasi budaya Indonesia dengan unsur New York City yang terinspirasi dari sebuah buku Humans of New York," ujar Dian, beberapa waktu lalu.

Foto-foto Koleksi Brand Lokal Erigo di Panggung New York Fashion Week

Sementara itu, Barli Asmara menampilkan 13 koleksi dengan tema Canities Subita yang seluruh koleksinya didominasi warna putih. Putih dianggap menggambarkan kesucian dan kesetiaan.

Bahkan, hampir semua gedung di abad 20 menggunakan warna putih, karena melambangkan modern, kesederhanaan, dan kekuatan. Putih menjadi warna yang paling sering digunakan selama era neoklasik.

Desainer representatif Wardah Beauty itu pun menerjemahkannya ke dalam busana dress off-shoulder yang terkenal sering digunakan oleh Marie Antoinette. Selama abad ke-18, gaun tersebut menjadi tren tak terbantahkan. Begitu pula, dengan tren korset pada saat itu.

Baca juga: Siapkan Miliaran Rupiah Bila Mau Ikut New York Fashion Week

Sementara itu, Catrine Njo mengangkat batik legong dari Bali. Sekitar 12 koleksi akan ditampilkan di New York dengan warna yang didominasi hitam dan emas yang persiapannya selama satu bulan.

Dan Melia Wijaya, desainer asal Surabaya menampilkan tema Saung Galing dengan menampilkan busana cocktail ready to wear deluxe. Sang perancang membuat 12 koleksi dengan menyisipkan detail print dan embroidery agar menampilkan karakter tegas bagi si pemakai.

Desainer abaya Vivi Zubedi mengangkat beberapa gaun versi abaya yang mudah dipadupadankan dalam berbagai gaya dan sentuhan kain Nusantara. Sekitar 12 koleksi abaya dengan mengadopsi warna dari zaman dahulu kala, seperti hitam, biru elektrik, dan hijau tosca dipersembahkan.

"Pada koleksi ini, aku mencoba untuk menyatukan kain Indonesia dengan sentuhan Arabian look agar menarik dan mudah diterima," ujar Vivi.

Desainer tas kulit premium, Doris Dorothea akan menampilkan koleksi bertema Polymorph, yang berasal dari terminologi Yunani dengan arti objek yang punya banyak bentuk. Label tas yang sudah dijual ke Timur Tengah dan Eropa ini akan menampilkan warna mewah seperti metalik dan emas.

Doris mendesain enam tas untuk satu desainer. Untuk materialnya, masih akan didominasi bahan kulit dengan sentuhan bebatuan untuk memberi tampilan glamor dan elegan.  

"Tentunya enggak lengkap fashion show tanpa aksesori dan kali ini Doris Dorothea akan menampilkan sekitar 40-an koleksi. Jadi masing-masing desainer mendapatkan enam tas sesuai yang kami cocokkan dengan temanya," ucap dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya