Karena Alasan Ini, Desainer Mulai Lirik Tekstil Lokal

Koleksi busana Lucky Trend Forecast
Sumber :
  • VIVA.co.id/Linda Hasibuan

VIVA.co.id – Di Indonesia, barang tekstil dan garmen kian diminati dari beberapa negara dan laris manis di dunia fesyen. Namun untuk bisa bertahan di bisnis garmen ternyata dibutuhkan kreativitas dan inovasi.

Ivan Gunawan Ungkap Kris Dayanti Jadi Role Modelnya Selama Ini

Dan Indonesia kini sudah mulai berani berinovasi dan menampilkan hal terbaru. Banyak tren yang mulai bermunculan.

"Untuk saat ini tekstil dan garmen di Indonesia ternyata trennya lagi bagus. Namun hal itu juga harus menuntut kreativitas," ujar Dofa Hapsari, Chief Designer PT Lucky Print Abadi, kepada VIVA.co.id, belum lama ini.

Ditegur KPI, Ivan Gunawan Ngaku Gak Punya Temen: Kemaren di Demo Semua Pada Diem

Dia menuturkan, melakukan kolaborasi bersama desainer juga menjadi salah satu usaha penting untuk memajukan bisnis garmen dan tekstil Indonesia. Sebab, jika jalan di tempat maka bukan tidak mungkin banyak garmen dan tekstil yang gulung tikar.

Berbicara soal kualitas, tekstil Indonesia juga tidak kalah dari negara lain. Para desainer yang beralih menggunakan tekstil lokal pun merasakan bahwa selain kualitas, harga yang ditawarkan jauh lebih murah.

7 Sumber Kekayaan Ivan Gunawan yang Mundur dari Acara TV dan Pamit ke Luar Negeri

"Jadi soal kualitas tekstil lokal tidak kalah jauh dengan barang impor. Harga produk tekstil impor juga membuat para desainer beralih dan mengakui kualitas tekstil lokal. Selain itu, bahan juga bisa dibeli dalam kuantitas kecil," ucap dia.

Sementara itu, dia menuturkan bahwa tekstil juga memiliki tren. Bertajuk ERA (Evolution Round the Age), Lucky Trend Forecast menghadirkan 16 koleksi busana wanita, pria, dan anak-anak dari tren yang telah dikeluarkan dari tren tekstil terbaru.

Ada empat tema yang dihadirkan untuk mewakili masing-masing koleksi dengan sentuhan yang berbeda. Tema pertama yakni koleksi kain yang terinspirasi dari pemanasan bumi. Warna alam mewakili bumi yang menjadi lebih hangat, dengan menggunakan 100 persen serat alami seperti katun dan rayon.

Tren kedua berkisah tentang kehidupan raja dan ratu yang memadukan warna pastel lembut dan warna keanggunan yang dalam seperti angel falls blue, nectar pink dan kelabu hangat. Tema ini menghadirkan kain tipis seperti voile atau burn out, dan teknik menyikat untuk mendapatkan tampilan beludru dan aksen metalik untuk menunjang karakter elegan.

Untuk koleksi ketiga terinspirasi dari karakter anggun dan keabadian, bisa berupa tekstur, struktur, dan komposisi yang alami.  Dalam koleksi ini dihadirkan desain motif klasik seperti garis diagonal, kotak-kotak dan beberapa desain yang menggambarkan revolusi mode Inggris dari masyarakat perkotaan.

Tema terakhir terinspirasi sebuah tempat bertemperatur tinggi dari dataran tinggi, dingin, udara terbuka, salju, dikelilingi es abadi. Warna dasar yang diterapkan adalah titanium, indigo, dan campuran cobalt dengan warna terang seperti virtual pink, dan warna-warna sulfur yang memberikan aksen simple tapi tetap berkarakter.

Pada materialnya teknik print, ditampilkan  garis, lingkaran, geometris, untuk menampilan kesan maskulin dan sportif pun tampak terlihat. Tema ini juga menggunakan gabungan dari berbagai material seperti katun kaos, cvc dan beragam tekstur untuk memberikan inovasi-inovasi terbaru.

"Garis, lingkaran, geometris, untuk menampilkan kesan maskulin dan sportif," ucap Dofa. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya